KOMPAS.com - Anaknya mulai aktif ya bun? Sering mendengar kalimat itu? Atau bahkan mengalaminya langsung?
Mempunyai anak usia balita atau di awal Sekolah Dasar (SD) memang membutuhkan tenaga ekstra dalam melakukan pendampingan. Apalagi jika si anak tergolong anak yang super aktif.
Melansir dari laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id, ada enam hal yang bisa menjadi tips parenting dalam mendampingi anak super aktif.
Sebaliknya, orangtua harus bersyukur. Ketika anak aktif, hal ini menunjukan segenap panca inderanya bekerja. Maka, kita tidak perlu meredam keaktifan anak.
Baca juga: Kemendikbud: Ini Manfaat Anak Aktif Bergerak dan Cara Melatihnya
Tetapi cukup dengan memberikan sarana untuk mengeluarkan energi dan daya kreativitasnya. Jadi yang tepat, bukan dibatasi atau diatasi apalagi dihilangkan, melainkan disalurkan.
Misalnya dengan mengatakan, "Oke, nak sekarang saatnya kita membereskan mainan. Paling lama 10 menit dari sekarang ya,".
Dengan ajakan seperti ini, si anak akan tertantang untuk menepati jatuh waktu yang diberikan.
Pembatasan waktu tersebut membantunya untuk fokus atau berkonsentrasi membereskan mainan.
Anak super aktif adalah anak yang percaya diri dan senang jika dirinya mampu meraih prestasi. Penghargaan atas dirinya akan semakin meningkat.
Ia tidak bisa berada dalam situasi hening dan tidak melakukan apa-apa.
Baca juga: 4 Perubahan Perilaku Anak yang Perlu Diwaspadai Saat Belajar di Rumah
Misalnya saat mandi, biarkan anak membuka kran kamar mandi, meskipun air di bak sudah penuh.
Suara air yang keluar dari kran akan membantunya mengingatkannya bahwa ia sedang mandi dan tidak boleh berlama-lama. Otaknya menjadi tetap riuh yang membuatnya dirinya jadi tenang.
Bagi orangtua yang mempunyai anak aktif, memasukkannya ke Sekolah Alam bisa menjadi pilihan ideal.
Tapi jika tidak ada Sekolah Alam di dekat rumah, orangtua bisa mengikutkannya pada kegiatan eksrakurkuler sekolah atau luar sekolah yang berhubungan dengan fisik.
Misalnya mengikuti seni bela diri atau aktivitas fisik lainnya. Dengan mengikuti kegiatan seperti ini, akan membuat anak senang, karena dorongan fisiknya yang tidak bisa diam.
Baca juga: 3 Penyebab Anak Malas Belajar Menulis
Dengan melakukan hal ini, bisa membantu anak berkonsentrasi. Tanpa harus menghilangkan keaktifannya. Misalnya dengan membacakan buku (read aload) mulai dari bangun tidur, saat mandi, makan, ganti baju.
Cara ini sekaligus dapat meningkatkan kemampuan membaca anak.
Misalnya ke hutan, ke sawah, sungai, ke lapangan bola, atau ke pantai. Tempat di mana ia bisa dengan bebas mengeksplorasi segala hal yang ada di sekitarnya.
Baca juga: Cara Cegah Dampak Buruk Gadget bagi Perkembangan Otak Anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.