Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tak Ada 'Ju Kyung' Lain yang Jadi Korban Bully, Ini 5 Langkahnya

Kompas.com - 03/02/2021, 20:31 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu drama Korea on going berjudul "True Beauty" belakangan ini menyedot perhatian kalangan anak-anak muda.

Tak hanya menampilkan deretan aktor dan aktris Korea yang rupawan, banyak hal yang bisa dipetik dari drama Korea satu ini. Salah satunya soal fenomena bullying  di sekolah.

Dalam drama ini mengisahkan, Im Ju Kyung yang berwajah jelek terpaksa harus pindah sekolah karena selalu di-bully oleh teman-temannya.

Sebenarnya bullying tak hanya bisa terjadi di sekolah saja. Tapi di lingkungan pertemanan anak-anak juga tetap ada celah bullying terjadi.

Perilaku bullying harus diwaspadai

Oleh karena itu, fenomena bullying ini harus selalu diwaspadai para orangtua karena berdampak serius pada korban.

Melansir laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari bullying.

Baca juga: Cerita Mendikbud Nadiem Pernah Jadi Korban Bullying di Sekolah

Sebuah penelitian yang dilakukan Dr. Mark Dombeck, Ph.D., seorang ahli dari American Academy of Expert in Traumatic Stress menyatakan bahwa bullying membuat siswa merasa takut, memandang diri sendiri sebagai seseorang yang tidak berharga dan sulit untuk mempercayai orang dan berbaur.

Para pelaku bullying juga tidak luput dari dampak negatif. Seperti kurang mampunya untuk membina hubungan baik dengan orang lain di masa depan hingga gangguan kepribadian.

Guru Pendamping Anak Berkebutuan Khusus di KlikPsikolog Amelia Ajrina, S.Psi., menyatakan, ada 5 langkah yang bisa dicoba untuk mencegah perilaku bullying.

1. Mengidentifikasi siswa yang berpotensi terkena bullying

Guru hendaknya mulai mengenali siswa yang rentan atau berpotensi terkena bullying. Mulai dari anak berkebutuhan khusus, anak yang penyendiri, agresif, depresi, dan sebagainya.

2. Memiliki tenaga profesional dalam bidang kesehatan mental

Tenaga profesional seperti psikolog dan konselor sekolah yang terlatih memang belum merata di sekolah-sekolah di Indonesia.

Padahal mereka dapat membantu guru mengidentifikasi siswa yang berisiko mengalami kekerasan di sekolah dan mendidik guru dan siswa untuk memahami tanda-tanda awal dari bullying.

Baca juga: Cegah Bullying Remaja, Ini 6 Poin Dasar Konseling dari Akademisi Unair

3. Mengedukasi siswa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com