"Penggunaan garis kemiskinan yang terlalu rendah dapat memunculkan angka kemiskinan yang keliru. Banyak orang akan terklasifikasi tidak miskin padahal sangat menderita," tegas dia.
Dia menegaskan, apabila mencermati fakta statistik, jumlah orang miskin hanya 25 juta orang.
Baca juga: Pakar IPB: 4 Penyebab Banjir Bandang Puncak Bogor
Padahal, lanjut dia, yang berhak mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) ada 10 juta rumah tangga atau setara dengan 40 juta orang.
Dalam menentukan jumlah orang miskin dengan kriteria pendapatan atau pengeluaran, sebenarnya sangat sulit.
Karena, banyak rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian tradisional atau informal dengan penghasilan yang tidak menentu.
Oleh sebab itu, dalam upaya mengentaskan orang dari kemiskinan perlu indikator kemiskinan, bukan hanya garis kemiskinan.
Indikator ini harus realistis dan mudah dipakai di lapangan.
"Indikator ini seperti status janda tanpa pekerjaan, pendidikan kepala rumah tangga rendah, kecilnya luas lantai rumah dan tiadanya fasilitas buang air besar," ucap Dosen di Departemen Gizi Masyarakat IPB ini.
Baca juga: Mahasiswa, IPB Berikan 7 Keringanan UKT dan Biaya Pendidikan
Sedangkan dari aspek gizi dan makanan, tambah dia, indikatornya adalah konsumsi daging yang rendah dan sebaliknya konsumsi ikan asin tinggi, serta adanya anak balita bergizi buruk dan stunting.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.