Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Mutu Kebahasaan Siswa, SEAQIL Gagas Klub Literasi Sekolah

Kompas.com - 29/01/2021, 17:49 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini, tingkat membaca siswa Indonesia masih rendah. Dari 77 negara, Indonesia berada pada peringkat 72.

Hal ini karena daya baca siswa yang masih rendah dalam membaca teks dengan beragam genre dan teks kompleks. Biasanya, siswa hanya terbiasa dengan teks tunggal.

Untuk itulah SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) yang merupakan salah satu pusat dari Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan Se-Asia Tenggara menggagas Klub Literasi Sekolah (KLS) untuk sekolah mitra.

Adapun fokusnya ialah pemajuan literasi di lingkungan sekolah. Dalam konteks literasi yang dinamis menghadapi era disrupsi, SEAQIL menempatkan KLS sebagai salah satu upaya dalam menunjang kecakapan hidup.

Baca juga: Begini Lho AN 2021 bagi Siswa, Guru, Sekolah dan Orangtua

Tentu melalui peningkatan kompetensi siswa dalam kecakapan kebahasaan atau berliterasi secara tulis atau tutur dan kecakapan abad 21 (berpikir kritis, berkolaborasi, bertindak kreatif, dan berkomunikasi).

"Fokus KLS ialah sebagai wadah untuk meningkatkan kecakapan hidup melalui penguasaan keterampilan berbahasa," ujar Direktur SEAQIL Dr. Luh Anik Mayani, M.Hum., pada pengembangan materi ToT (Training of Trainer) secara daring, Jumat (29/1/2021).

Tujuan KLS

Lebih lanjut, Dr. Luh Anik menjelaskan tujuan dari KLS:

  • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca teks yang diminatinya.
  • Membiasakan siswa untuk membaca, memahami, dan menginterpretasikan hasil bacaannya.
  • Membuat aktivitas membaca (dan mendiskusikan) hasil bacaan menjadi hal yang menyenangkan.
  • Meningkatkan kompetensi 4C siswa (critical thinking, collaboration, creativity, dan communication).
  • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasah kemampuan bahasa asing yang dipelajarinya.
  • Memperluas jejaring kerja SEAQIL.
  • Mendukung kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka.

Sasar 30 sekolah mitra

Menurut Anik, skema dari KLS ini ialah sebagai pilot project pada 30 sekolah mitra untuk pembentukan Klub Literasi Sekolah.

Nantinya, SEAQIL akan memilih 5 sekolah dari setiap Dinas Pendidikan Provinsi, yaitu:

1. Dinas Pendidikan Kalimantan Barat

2. Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan

3. Dinas Pendidikan Sumatera Utara

4. Dinas Pendidikan Sumatera Barat

5. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur

6. Dinas Pendidikan dan Olahraga D.I. Yogyakarta

Untuk siklusnya ialah satu siklus aktivitas literasi berlangsung selama 3-4 bulan. KLS juga diselenggarakan sebagai kegiatan ekskul 1 kali seminggu.

Sedangkan pihak yang terlibat pada KLS ini ialah Dinas Pendidikan Provinsi, Perguruan Tinggi, Perpusnas, komunitas/praktisi literasi, jurnalis, lembaga bahasa, dan sekolah.

"Tentu kami juga akan melibatkan banyak mahasiswa sebagai pendamping dalam aktivitas KLS," katanya.

Nantinya, target dari aktivitas ini ialah siswa membaca satu buku atau mampu membuat produk yakni menghasilkan satu karya per siklus.

Atau hasilnya ialah:

  • Video storytelling/drama/film pendek
  • Karya sastra
  • Karya tulis jurnalistik
  • Poster

"Intinya, KLS ini adalah literasi untuk menunjang kecakapan hidup. Maka kami akan libatkan mahasiswa sebagai pendamping KLS," tuturnya.

Baca juga: Gizi Para Siswa Menurun Selama Pandemi Covid-19, Ini Alasannya

"Tentunya, mahasiswa dan siswa memiliki kecakapan dalam hal menulis kreatif dan menghasilkan produk dari hasil membaca," jelas Luh Anik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com