Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Lewati 1 Juta Kasus Covid, Ini Saran Pakar Epidemiologi UGM

Kompas.com - 29/01/2021, 07:41 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sudah hampir setahun, kasus penularan Covid-19 di Indonesia masih cukup tinggi. Bahkan kini total kasus infeksi sudah melewati satu juta kasus Covid-19.

Karenanya, Indonesia menjadi nagara pertama di Asia Tenggara yang mencapai jumlah itu. Hingga pandemi ini belum juga berakhir.

Terkait hal itu, Pakar Epidemiologi UGM, dr. Riris Andono, menyebut bahwa jumlah ini menunjukkan penularan Covid-19 di Indonesia belum bisa dikendalikan. Maka, diperlukan kebijakan yang lebih serius untuk mengatasi pandemi.

"Yang lebih penting adalah maknanya bagi pengendalian Covid-19, apakah jumlah ini bisa memicu kebijakan yang lebih serius untuk menekan penularan atau tidak," ujarnya seperti dikutip dari laman UGM, Jumat (29/1/2021).

Baca juga: Ini Perbedaan Efikasi dan Efektivitas Vaksin dari Pakar UGM

Dikatakan Riris, kurva pandemi di Indonesia belum mencapai puncak. Meski sempat melandai, namun saat mobilitas penduduk dilonggarkan tingkat penularan terus meningkat.

Maka tak heran jika saat ini kapasitas rumah sakit tidak lagi mampu menampung banyaknya pasien yang terinfeksi virus corona.

Perlu kebijakan tegas

Lebih lanjut, Riris menyatakan bahwa pengendalikan pandemi memerlukan kebijakan yang tegas terutama dalam pembatasan mobilitas. Ketika kondisi penularan sudah begitu masif, penerapan 3M tidak lagi cukup.

Tak hanya itu saja, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa-Bali selama dua minggu pada 11 – 25 Januari lalu juga dirasa tidak cukup efektif untuk menekan penularan. Karena kenyataannya tingkat mobilitas masyarakat tidak banyak berubah.

Sedangkan kebijakan pembatasan jam operasional pusat perbelanjaan hingga pukul 19.00 juga tidak bermanfaat jika jumlah orang yang mengunjungi tempat tersebut tidak berkurang secara signifikan.

"Yang lebih penting bukan durasinya diperpendek sedikit, tapi lebih pada seberapa banyak orang per satuan waktu yang ada di tempat tersebut," urainya.

Selama diterapkannya PPKM ini justru menunjukkan bahwa kebijakan ini tidak efektif. Kebijakan yang tidak dilakukan secara maksimal bahkan dapat menurunkan kepercayaan masyarakat.

70 persen populasi kurangi aktivitas

Agar memperoleh hasil yang diharapkan, diperlukan kebijakan yang mampu menurunkan mobilitas secara masif. Menurut dia, setidaknya hingga mencapai 70 persen.

Jika lebih dari 70 persen populasi tidak melakukan pergerakan di luar rumah selama dua minggu maka mereka yang telah tertular dapat sembuh di tempat tinggalnya sendirinya dan tidak sempat menularkan virus kepada orang lain.

"Mereka yang tinggal serumah mungkin bisa tertular, tapi penularannya akan berhenti di rumah tersebut," katanya.

"Baru setelah itu digencarkan lagi test and treat untuk mencari mereka yang masih memiliki kemungkinan menularkan setelah dua minggu," tegas Riris.

Selain itu, keseriusan pemerintah harus ditunjukkan tidak hanya dalam merancang kebijakan tetapi juga dalam imlementasinya.

Baca juga: Gizi Para Siswa Menurun Selama Pandemi Covid-19, Ini Alasannya

Meski kebijakan seperti PSBB atau PPKM terus diperpanjang tapi tanpa keseriusan dalam implementasinya maka tujuan pengendalian tidak dapat tercapai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com