Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 15/01/2021, 11:46 WIB

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia telah memulai program vaksinasi untuk menekan penyebaran penularan Covid-19 sejak Rabu (13/1/2021). Nantinya secara bergiliran masyarakat bisa mendapat jatah suntikan vaksin Sinovac.

Upaya pemerintah memberikan layanan vaksin ini tentu untuk menekan angka penularan Covid-19. Tetapi, bukan berarti setelah mendapat vaksin lantas abai protokol kesehatan. Seperti, tidak menggunakan masker hingga tidak menjaga jarak.

Karena, seseorang yang mendapat suntikan vaksin tidak sepenuhnya langsung bisa kebal terhadap virus.

Dari analisa Pakar Epidemiolog Universitas Gajah Mada (UGM) Bayu Satria, tubuh seseorang yang sudah mendapat suntikan vaksin pun memerlukan waktu agar imunnya terbentuk.

Baca juga: Pakar UGM Minta Masyarakat Tak Persoalkan Kehalalan Vaksin Sinovac

"Sebab, setelah disuntikkan, perlindungan oleh vaksin tidak 100 persen langsung kebal virus. Untuk itu, tetap patuh protokol kesehatan. Namun, paling tidak mereka yang sudah divaksin risikonya sangat rendah untuk terkena covid yang parah," ujarnya dikutip dari laman UGM, Jumat (15/1/2021).

Dia menjelaskan, suntikan vaksin sinovac ini perlu dilakukan sebanyak dua kali suntikan. "Karena vaksin baru memberikan perlindungan paling bagus sekitar 1-2 minggu pasca suntikan kedua. Yang pasti kita tetap jaga diri setelah suntik. Sebab, masih tetap bisa terkena jika imun belum terbentuk," ujarnya.

Soal vaksin Sinovac yang belum memprioritaskan kelompok anak-anak dan lansia di atas umur 59 tahun, Bayu berpendapat dua kelompok ini nantinya akan mendapat suntikan vaksin.

Dengan catatan, kelompok ini bisa mendapat suntikan vaksin ketika data dari hasil uji sudah lengkap.

"Ketika data yang didapatkan sudah lebih detail nantinya akan diberikan juga vaksin untuk lansia dan anak-anak. Saat ini masih menunggu data lebih lengkap," katanya.

Baca juga: Siswa, Ketahui Perbedaan Vaksin dan Imunisasi

Ia juga sempat menyinggung kritik dari warganet yang masih mempertanyakan tingkat kemampuan efikasi Sinovac.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+