Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2021, 05:30 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengalami perubahan. Hal ini demi mendukung keterserapan lulusan pendidikan vokasi.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto mengatakan, setidaknya ada lima aspek yang mengalami perubahan di kurikulum SMK.

Baca juga: Rangkul Dyandra Academy, Kemendikbud Beri Pelatihan ke 500 SMK

Pertama, mata pelajaran yang bersifat akademik dan teori akan dikontekstualisasikan menjadi vokasional.

"Misalnya matematika dan Bahasa Indonesia akan menjadi matematika terapan dan Bahasa Indonesia terapan," ungkap dia melansir laman Vokasi Kemdikbud, Jumat (15/1/2021).

Kedua, kata Wikan, magang atau praktik kerja industri minimal satu semester atau lebih.

Lalu ketiga, terdapat mata pelajaran project base learning dan ide kreatif kewirausahaan selama 3 semester.

Keempat, SMK akan menyediakan mata pelajaran pilihan selama 3 semester, misalnya siswa jurusan teknik mesin dapat mengambil mata pelajaran marketing.

Aspek yang terakhir adalah terdapat kokurikuler wajib di tiap semester, misalnya membangun desa dan pengabdian masyarakat.

Di tahun lalu, Wikan juga sudah memasukkan paket 8+1 di program SMK CoE 2020.

Sedangkan di 2021, akan diluncurkan program SMK Pusat Keunggulan (PK), yakni penyempurnaan SMK CoE dengan melibatkan perguruan tinggi vokasi untuk membina SMK.

Baca juga: Lulusan Siap Kerja, Kemendikbud: SMK Jangan Dipandang Sebelah Mata

Gairah pendidikan vokasi meningkat

Wikan juga menyampaikan perkembangan pendidikan vokasi selama masa kepemimpinannya telah terjadi peningkatan pemahaman dan gairah.

Baik dari satuan pendidikan vokasi maupun dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Hal itu, bilang dia, dibuktikan dengan berjalannya program link and match secara nyata dan tuntas, antara satuan pendidikan vokasi dengan DUDI.

"Karena paket 8+1 sudah banyak diwujudkan oleh ribuan SMK serta ratusan perguruan tinggi vokasi dan lembaga kursus dan keterampilan (LKP)," tegas Wikan.

Selain itu, lanjut Wikan, terjadi perubahan mindset dari para pimpinan satuan pendidikan vokasi tanah air.

Kini, sebut Wikan, mereka lebih terbuka dan berani melakukan terobosan untuk mewujudkan link and match seutuhnya.

"Karenanya, kami akan terus meningkatkan mindset dan leadership sumber daya manusia (SDM) pendidikan vokasi secara pesat dan cepat," ungkap Wikan.

Baca juga: Siswa SMK Bisa Dapat Gelar D2 Melalui Program Jalur Cepat

Tak hanya satuan pendidikan vokasi, dia mengaku, pihak industri juga kian terbuka untuk melakukan kerjasama dengan satuan pendidikan vokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com