Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UGM Minta Masyarakat Tak Persoalkan Kehalalan Vaksin Sinovac

Kompas.com - 12/01/2021, 13:21 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Ahli Virologi Universitas Gadjah Mada UGM, Mohamad Saifudin Hakim meminta masyarakat untuk tidak lagi mempersoalkan kehalalan vaksin Covid-19 Sinovac.

Karena, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa halal yang menjamin vaksin Covid-19 buatan China tersebut terbebas dari unsur najis.

Baca juga: Penggunaan Masker 95 Persen, Pakar Unpad: Angka Covid-19 Bisa Turun

"Masyarakat sebaiknya tidak lagi mempermasalahkan halal atau haram karena MUI sudah menetapkan vaksin Sinovac halal dan suci," kata Hakim melansir laman UGM, Selasa (12/1/2021).

Dia menyampaikan, gerakan penolakan terhadap program vaksinasi telah ada dari dulu.

"Gerakan penolakan ini akan terlihat lebih gencar ketika muncul program vaksinasi jenis baru yang ditetapkan oleh pemerintah," ungkapnya.

Dia menjelaskan, ada kelompok anti vaksin garis keras yang mau diberi penjelasan sebaik apapun, mereka akan menolak vaksinasi dengan bermacam alasan.

Tidak hanya menolak karena aspek halal atau haram saja, tapi keamanan, efektivitas, background anti medis, dan lainnya akan selalu dijadikan alasan.

Meski begitu, bilang dia, ada kelompok yang menolak program vaksinasi dikarenakan kebimbangan. Golongan ini biasanya memperoleh miss informasi.

"Namun, mereka biasanya akan mau menerima vaksin saat diberikan penjelasan secara rasional terkait keamanan dan efektivitas vaksin," ucap Hakim.

Baca juga: Cara Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19 dari Akademisi IPB

Hakim kembali menegaskan ke masyarakat untuk menghentikan polemik halal atau haram vaksin Sinovac.

Sebab, MUI telah menyelesaikan semua prosedur dan tahap pemeriksaan vaksin hingga menetapkan vaksin halal dan suci.

Dia mengatakan, saat ini BPOM tengah mengkaji efektivitas dan efek samping vaksin Sinovac.

Asal tahu saja, BPOM sendiri telah mengakui vaksin Sinovac terbukti aman, berkhasiat, dan mampu menurunkan kejadian infeksi.

Vaksin Sinovac juga telah memenuhi standar keamanan WHO.

Efek samping pemberian vaksin

Hakim menyebutkan, ada dua efek samping utama yang biasanya muncul setelah pemberian vaksin.

Pertama, efek samping lokal seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan di sekitar tempat suntikan. Kedua, efek samping sistemik seperti timbulnya demam.

"Semua vaksin tidak ada yang 100 persen aman, pasti ada efek samping tertentu," kata Hakim yang saat ini menjadi Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKM) UGM.

Baca juga: Pakar Unpad: Covid-19 Akan Sasar Semua Orang

Tapi, sebut dia, bila dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh dari vaksin, maka manfaatnya jauh lebih besar dibanding efek sampingnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com