KOMPAS.com - Hampir setiap tahun, jurusan atau program studi (prodi) Pendidikan Dokter atau Kedokteran Gigi menjadi salah satu terfavorit anak-anak jurusan IPA.
Teknologi di era 4.0 belum mampu menggantikan peran seorang dokter untuk melayani pasien. Itulah mengapa, profesi ini tetap menjadi pilihan. Tak heran bila jurusan Kedokteran menjadi jurusan IPA paling favorit setiap tahunnya.
Tidak hanya mulia, bekerja sebagai dokter juga merupakan profesi yang bergengsi dan dinilai memiliki prospek penghasilan yang menjanjikan. Kamu bisa membuka praktek sendiri atau mengabdi di rumah sakit dan klinik.
Baca juga: 4 Kampus Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2021
Meski begitu, menjadi kuliah di prodi kedokteran bisa jadi bukan hal yang mudah. Sehingga untuk bisa menjalani perkuliahan dengan lancari ada beberapa “skill” yang perlu kamu asah.
Melansir Rencanamu.id, berikut sejumlah skill yang perlu kamu miliki yang nantinya menentukan “kecocokan” kamu dengan prodi Kedokteran atau Kedokteran Gigi.
Passion yang dalam bahasa Indonesia berati “gairah” atau “semangat” menjadi modal penting yang kamu miliki untuk menjadi dokter.
Perlu dipahami, untuk bisa menjalani praktek, apalagi menjadi dokter spesialis, perjalanan yang akan kamu lalui akan sangat panjang.
Baca juga: 5 Jurusan Kuliah IPA Sepi Peminat, tetapi Berprospek Cerah
Menurut dokter umum sekaligus narasumber 101 Youthmanual Sania, passion sangat penting bagi mahasiswa kedokteran agar kuliah tak putus di tengah jalan.
“Kalau memang sudah punya passion [menjadi dokter], pasti bisa kok belajar apa saja,” jelas Sania.
Bila kamu menyukai pelajaran Biologi, kemungkinan kamu cocok dengan prodi kedokteran. Sebab, Biologi menjadi salah satu pelajaran yang paling sering kamu pelajari saat menjadi mahasiswa kedokteran.
Seandainya kamu tidak suka dengan pelajaran ini, coba pikirkan lagi apa betul kamu benar-benar berniat untuk masuk prodi kedokteran?
Ketekunan dan komitmen untuk terus belajar perlu dimiliki oleh mahasiswa kedokteran. Ujian kuliah bisa menjadi “santapan” harian, sehingga akhir pekan pun harus rela belajar.
Baca juga: 8 Jurusan Kuliah IPA dengan Prospek Kerja Cerah di Era 4.0
Selain itu, usai menjadi Sarjana Kedokteran, mahasiswa juga harus menjalani program profesi atau Koas dalam kurun waktu 1-1,5 tahun sekaligus tahap yusidium untuk bisa memiliki title dokter (dr.). Lalu, untuk bisa membuka praktik, dokter muda harus lolos Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) yang materi ujiannya tidak mudah.
Namun, itu baru “setengah jalan” bila kamu ingin mengambil Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dan Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS).
“Sebetulnya ada aja mahasiswa yang malas-malasan. Tapi mereka yang begitu bakal tereliminasi dengan sendirinya, kok. Setiap tahun, ada banyak juga mahasiswa Kedokteran yang berguguran,” cerita Shabrina, alumni FK Universitas Indonesia.
Misi mulia menjadi seorang dokter ialah menolong orang lain. Bila kamu memiliki kepedulian tinggi, maka siapapun orang yang berobat, apapun penyakitnya, kamu akan memiliki dorongan untuk membantu mereka.
Baca juga: 10 Pilihan Jurusan di Bidang Kesehatan dan Prospek Kerjanya
Modal inilah yang akan membuat kamu mudah untuk mengembangkan karier sebagai seorang dokter dan disukai oleh banyak pasien.
Tugas dokter sejatinya tak hanya mendengar keluhan pasien dan kemudian memberikan obat. Seorang dokter sebaiknya juga bisa menyampaikan ilmu dan analisanya terhadap sebuah penyakit pada pasien.
Kemampuan berkomunikasi akan memudahkan dokter untuk berinteraksi dengan segala macam pasien, dari tingkat usia yang berbeda, ekonomi berbeda, bahkan pendidikan yang berbeda. Dengan begitu, perawatan dan pengobatan yang diberikan bisa lebih efektif.
Baca juga: Kampus Swasta Ini Raih Predikat 4 Star di Pemeringkatan Dunia
Sejak di bangku kuliah, mahasiswa FK sudah dituntut untuk mampu bertindak dan berpikir dengan cepat, namun tetap akurat. Ketelitian, keterampilan tangan, serta kesigapan dalam bergerak sangat diperlukan.
Selain cekatan, seorang dokter juga harus mampu bekerja secara detail. Ada banyak hal yang harus dikerjakan secara detail, misalnya dalam memberi dosis obat, melakukan jahitan dan banyak hal lain.
Kemampuan detail akan membantu seorang dokter menegakkan diagnosa tepat. Tanpa kemampuan ini, dokter bisa saja melakukan kesalahan diagnosa yang berbahaya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.