Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI: 94,75 Persen Sekolah Belum Belajar Tatap Muka

Kompas.com - 29/12/2020, 12:41 WIB
Dian Ihsan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesa (KPAI) mengaku sebanyak 94,75 persen sekolah belum menyelenggarakan belajar tatap muka. Sisanya 5,25 persen sekolah sudah menjalankan belajar tatap muka.

Angka 94,75 persen itu didapat KPAI setelah melakukan survei kepada 62.448 peserta didik atau siswa di 34 provinsi.

Baca juga: Survei KPAI: 78 Persen Siswa Setuju Sekolah Tatap Muka Januari 2021

"Jadi saat survei dilakukan, 94,75 persen sekolah belum belajar tatap muka, sedangkan 5,25 persen sudah belajar tatap muka dengan sistem campuran," ungkap Komisioner Bidang Pendidikan KPAI, Retno Listyarti dalam keterangan resminya, Selasa (29/12/2020).

Retno mengaku, sekolah yang sudah belajar tatap muka ditanyakan beberapa hal terkait kesiapan yang telah dilakukan.

Hasilnya, sebanyak 91,96 persen responden sekolah sudah memiliki sarana cuci tangan, sisanya 8,04 persen responden sekolah belum memiliki wastafel atau tempat cuci tangan.

Sedangkan sarana berupa bilik disinfektan, 67,31 persen responden yang sekolahnya sudah tatap muka menyatakan tidak pernah menyaksikan ada bilik disinfektan di sekolahnya. Namun sekitar 32,69 persen responden menyatakan ada bilik disinfektan di sekolahnya.

Retno menegaskan, sosialisasi protokol kesehatan di sekolah sangat penting sebelum pelaksanaan belajar tatap muka berjalan.

Sekolah yang sudah dibuka, lanjut dia, para siswa menyatakan bahwa 47,33 persen pernah melihat dan membaca ketentuan protokol kesehatan secara tertulis yang ditempel di lingkungan sekolah.

Baca juga: Belajar Tatap Muka, Guru Harus Pahami Kondisi Psikososial Siswa

Sisanya 52,67 persen responden belum pernah melihat ada pengumuman terkait protokol kesehatan di sekolah.

Sedangkan sosialisasi dari pihak sekolah yang telah membuka belajar tatap muka, sebanyak 77,36 persen responden mengaku belum pernah memperoleh sosialisasi terkait protokol kesehatan dari sekolah. Kebanyakan siswa langsung masuk sekolah dengan kewajiban menggunakan masker.

"Sisanya 22,64 responden menyatakan telah pernah menerima sosialisasi protokol kesehatan dari sekolah sebelum memulai belajar tatap muka. Rata-rata hanya satu kali saja menerima sosialisasi dari sekolah," ungkap Retno.

78 persen siswa setuju belajar tatap muka

Retno juga menyebutkan, mayoritas siswa menyatakan setuju sekolah kembali dibuka pada Januari 2021. Dari 62.448 responden survei, sebanyak 48.817 siswa atau 78.17 persen dari total responden setuju sekolah tatap muka dibuka pada Januari 2021.

Sementara itu, yang tidak setuju hanya 6.241 siswa atau sekitar 10 persen dari total responden. Adapun yang menjawab ragu-ragu mencapai 10.078 siswa atau sekitar 16,13 persen dari total responden.

Siswa jenuh dengan PJJ

Sudah jenuh pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan butuh variasi dengan pembelajaran tatap muka (PTM) menjadi alasan siswa setuju pembelajaran tatap muka di buka pada Januari 2021.

"Alasan lainnya, ada pelajaran praktikum dan materi-materi yang sangat sulit yang tidak bisa diberikan melalui PJJ. Diutarakan oleh hampir 56 persen responden, terutama siswa kelas 6 SD dan siswa kelas 9 SMP dan siswa kelas 12 SMA/SMK," papar Retno.

Di sisi lain, sebanyak 45 persen siswa yang menolak sekolah dibuka umumnya khawatir tertular Covid-19 karena kasusnya masih tinggi di daerahnya.

Baca juga: Kemendikbud: Belajar Tatap Muka Bertahap, Bisa Pula Alternatif Ini

Alasan lain, ada yang meragukan kesiapan sekolah dalam menyediakan infrastruktur dan protokol kesehatan/SOP adaptasi kebiasaan baru (AKB) di sekolah di satuan pendidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com