Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unpad: Mahasiswa Bisa Sukses Tanpa Narkoba

Kompas.com - 23/12/2020, 16:51 WIB
Dian Ihsan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mahasiswa dinilai bisa sukses bila tanpa menggunakan narkoba. Maka dari itu jauhi narkoba, jangan sampai menjadi pecandu, apalagi menjadi pengedar yang bisa meresahkan banyak orang.

"Kalian (mahasiswa) saat kuliah di perguruan tinggi bisa sukses tanpa narkoba. Jauhi narkoba. Banyak ditimbang-timbang bahwa ini negatifnya jauh lebih dahsyat. Jangan coba-coba," kata Dosen Fakultas Hukum Unpad Idris melansir laman Unpad, Rabu (23/12/2020).

Baca juga: 6 Tips agar Mahasiswa Tidak Boros Saat Kuliah

Idris mengatakan, hukum di Indonesia sudah cukup baik dalam menangani pelaku kejahatan narkoba. Namun, dia menyayangkan masih minimnya efek jera bagi para pelaku.

Dia menilai, kejahatan penyalahgunaan narkotika ini sangat serius dan berbahaya. Dilihat dari perspektif hukum internasional, tindak kejahatan ini sudah mendapat banyak perhatian.

Idris berharap penyalahgunaan narkoba ini dapat diakui sebagai kejahatan paling serius, bahkan lebih berbahaya dari kejahatan perang.

Dia juga memeinta, pengendalian penyalahgunaan narkotika dapat dilakukan berbagai pihak.

"Seperti di lingkungan kampus, harus dilakukan berbagai pemaparan dan diskusi secara intens dengan mahasiswa mengenai bahaya narkoba," ucap Idris.

Pencegahan adalah hal utama jauhi narkoba

Dosen Fakultas Kedokteran Unpad Shelly Iskandar mengatakan, bahwa penanganan adiksi narkoba sangatlah kompleks. Untuk itu, pencegahan adalah upaya yang terbaik.

"Permasalahan Napza itu sangat kompleks dan pencegahan itu adalah hal yang sangat penting," ujar Shelly.

Baca juga: BNN Ajak Mahasiswa ITB Perangi Kejahatan Narkoba Lewat Digital

Menurut dia, merasa nyaman dan berkecukupan adalah kunci penting untuk terhindar dari godaan menggunakan narkoba.

Dia menegaskan, saat narkoba masuk ke dalam otak, pastinya dapat merusak sistem di otak. Sehingga bisa merubah kepribadian seseorang.

Apalagi, di saat fungsi kontrol pada otak seseorang sudah dipengaruhi narkoba, fungsi kontrolnya pun menjadi bermasalah.

"Itu yang menyebabkan walau dia tahu narkoba itu jelek, tetap menggunakan lagi," ungkap Shelly.

Di otak, lanjut Shelly, pengguna narkoba saat merasa tidak nyaman, tidak ada solusi yang lain kecuali menggunakan narkoba. Apapun masalah yang dihadapi, solusinya adalah alkohol dan narkoba.

Dia menegaskan, bagi para pengguna narkoba, dari yang awalnya mencari kenikmatan, pada akhirnya penggunaan narkoba hanya untuk mengatasi efek tidak nyamaan saat tidak menggunakannya. Dari impulsif akan berubah jadi kompulsif.

Terapi narkoba, bilang dia, seharusnya dilakukan berkelanjutan, hingga penanganan di masa datang. Selain terapi penggunaan narkoba, diperlukan juga terapi pada gangguan psikiatri.

Baca juga: Kampus PTKI Harus Tingkatkan Keterampilan Mahasiswa

"Sehingga kita betul-betul harus menangani seorang pasien dengan secara komprehensif," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com