Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Vokasi Jadi Tumpuan UKM Indonesia

Kompas.com - 23/12/2020, 16:47 WIB
Dian Ihsan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki menyadari pentingnya kolaborasi pendidikan vokasi dengan UKM.

Teten mengungkapkan, struktur UKM dari waktu ke waktu tidak menunjukkan perubahan siginifikan. Dia membandingkan kondisi Indonesia yang kewirausahaannya masih di level 3,47 persen, sementara Singapura sudah hampir 9 persen dan Thailand serta Malaysia sudah mencapai 5 persen.

Baca juga: Kemendikbud Luncurkan 2 Program Merdeka Vokasi

Dia mengaku, salah satu prasyarat menjadi negara maju adalah dengan menambah kewirausahaan. Kesenjangan yang terjadi, harus disikapi dengan pendidikan kewirausahaan.

Dia menyebutkan, langkah nyata yang telah dilakukannya dengan Kemendikbud, yakni melibatkan pendidikan tinggi vokasi sebagai inkubator bisnis. Pendirian startup berbasis teknologi di kampus adalah sebuah lompatan dalam mengembangkan prinsip kewirausahaan di Indonesia.

"Kemitraan dengan DUDI ini perlu dirumuskan, karena banyak kemitraan yang bersifat aksi sosial, contohnya industri baja memberikan pelatihan ," ungkap Teten melansir laman Kemendikbud, Rabu (23/12/2020).

Teten mengatakan, kemitraan yang diinginkan adalah bagaimana UKM menjadi bagian dari rantai pasok industri besar. Sehingga pelatihan yang dilakukan benar-benar dapat menjembatani proses transfer pengetahuan dan keterampilan, serta peningkatan kualitas produksi dan desain.

Selain itu, produk-produk UKM juga harus diserap industri nasional. Tercatat, partisipasi UKM dalam rantai pasok industri besar baru 4,1 persen.

Baca juga: Kuliah Tatap Muka 2021, Dirjen Vokasi: Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa

"Yang mendapat insentif pajak itu seharusnya memang program pengembangan vokasi yang terintegrasi dengan rantai pasok, karena UKM jika melihat pengalaman Korea Selatan, Jepang, dan Cina, mereka menjadi rantai pasok industri nasionalnya," jelas Teten.

SDM unggul demi tingkatkan pendidikan vokasi

Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto mengatakan, investasi sumber daya manusia (SDM) yang unggul adalah persiapan terbaik menuju Indonesia masa depan. Oleh karena, sistem pendidikan vokasi harus mampu mewujudkan SDM unggul.

"Kemendikbud terus melakukan upaya memastikan agar link and match antara pendidikan dan pekerjaan dapat terjalin sebaik-baiknya," ucap Wikan.

Dia mengaku, lulusan pendidikan vokasi harus kompeten dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Wikan menegaskan, Kemendikbud tidak menghendaki lahirnya lulusan yang tidak sesuai dengan kebutuhan DUDI. Kurikulum harus agile dan adaptif terhadap perubahan dan diperkuat melalui internship.

"Ada dua makna link and match. Pertama, kita start at the end, memulai dengan apa yang dibutuhkan DUDI. Kedua, ayo kita lakukan bersama-sama. Ke depannya, industri harus turut mendidik anak-anak kita," tutur WIkan.

Menurut Wikan, pihak DUDI mengaku meski hard skill dibutuhkan, tapi melatih hard skill jauh lebih mudah dibandingkan mengasah karakter dan soft skill dari para lulusan vokasi.

Baca juga: Pendidikan Vokasi Diminta Libatkan DUDI Sejak Awal

"Soft skill dan karakter yang bagus tercermin dari lulusan yang punya sikap pembelajar mandiri sepanjang hayat," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com