Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud: Lulusan SMA-SMK yang Diserap Perguruan Tinggi Hanya 38 Persen

Kompas.com - 12/11/2020, 11:50 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam menyampaikan bahwa dari sekitar 2-3 juta lulusan SMA dan SMK tiap tahun, yang diserap oleh perguruan tinggi baru sekitar 38 persen.

Padahal, Indonesia diprediksi bisa menjadi negara maju berperingkat kelima di tahun 2030 andai saja memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan tentunya ditunjang melalui pendidikan yang mumpuni.

“Saat ini Indonesia memiliki 4.700 perguruan tinggi dengan lulusan SMA dan SMK rata-rata sekitar 2-3 juta setiap tahunnya, namun yang diserap oleh perguruan tinggi baru sekitar 38 persen dari rata-rata tadi. Ini yang memang harus diakselerasi dengan pemberian beasiswa KIP Kuliah untuk memberi akses belajar ke perguruan tinggi,” ucap Nizam seperti dilansir dari laman Kemendikbud, Kamis (12/11/2020).

Baca juga: Dana BOS 2021, Mendikbud Nadiem: Bisa Digunakan untuk Guru Honorer

Menyiapkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, lanjut dia, merupakan tugas utama Kemendikbud.

"Namun, di tengah masa pandemi, Kemendikbud harus beradaptasi dengan cepat terutama untuk memulihkan kondisi pandemi sekaligus memastikan pembelajaran tetap berjalan," paparnya.

Upaya Kemendikbud membangun SDM

Nizam menjelaskan bahwa akses pendidikan kini mulai dikembangkan secara masif setelah adanya Undang-Undang Pendidikan Nasional di mana akses untuk pendidikan dasar dan menengah sudah universal.

Dalam upaya menangani pandemi, Kemendikbud pun telah mengeluarkan surat edaran untuk melakukan pembelajaran dari rumah bagi sekolah dan kampus yang diiringi pula dengan berbagai relaksasi.

Baca juga: Siswa SMA, Kemendikbud-Rencanamu Hadirkan Layanan Gratis Siap Kuliah

Langkah pertama, lanjutnya, adalah penggunaan dana BOS untuk berbagai kebutuhan sesuai dengan yang dibutuhkan di sekolah-sekolah.

Langkah kedua adalah melakukan realokasi anggaran dengan menyediakan akses internet secara gratis dan kuota internet kepada lebih dari 35 juta mahasiswa, siswa, dan dosen yang sebelumnya menjadi tugas besar bagi berlangsungnya pembelajaran.

Kemudian dibuat program Belajar dari Rumah di TVRI, penyediaan materi cetak pembelajaran yang siap diajarkan di lapangan.

Lebih lanjut Nizam menjelaskan Kemendikbud juga memberikan dukungan kepada mahasiswa dengan menyalurkan bantuan beasiswa senilai 1 triliun untuk 400.000 mahasiswa yang terdampak pandemi dari segi ekonomi di mana beasiswa ini di luar dari beasiswa yang telah berjalan sebelumnya seperti KIP Kuliah dan Bidikmisi.

Baca juga: Beasiswa Belajar Data Science dari DQLab UMN, Terbuka untuk Umum

Sementara itu, untuk program bantuan sebelumnya yaitu Program Indonesia Pintar (PIP) disalurkan bantuan kepada 18,1 juta siswa dan KIP Kuliah sebanyak 200.000 mahasiswa.

“Bantuan peralatan teknologi juga diberikan ke 23.077 sekolah yang berada di daerah pelosok dalam bentuk 114.730 unit laptop atau notebook serta tunjangan kepada 245.258 guru yang belum mendapat tunjangan sertifikasi guru, baik itu tunjangan profesi maupun tunjangan khusus,” jelas Nizam.

Selain itu, dilakukan pula transformasi guru dan tenaga kependidikan melalui program Pendidikan Guru Penggerak, Pendidikan Profesi Guru, dan penguatan pemanfaatan teknologi oleh para guru di lapangan.

Kemudian diperkuat lagi dengan Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) untuk mengakselerasi kewirausahaan.

Baca juga: Universitas Terbaik Australia Tawarkan Beasiswa Kuliah Jenjang S1-S3

Di sisi lain, Nizam menambahkan, turut dilakukan perubahan dari sisi kebudayaan melalui penyelenggaraan pertunjukkan kebudayaan daring yang melibatkan lebih dari 1.000 pekerja seni yang berlangsung selama sepekan.

Kemendikbud memberikan dukungan serta bantuan untuk 59.011 pelaku budaya, pekerja seni, maupun permuseuman yang terkena dampak pandemi melalui skema bantuan Apresiasi Pelaku Budaya (APB) terdampak Covid-19.

“Pada bulan Agustus kemarin sudah diselenggarakan juga pekan budaya dari masyarakat yang semuanya berbasis daring. Jadi ini adalah ekonomi baru yang lahir dari budaya daring ini. Kemudian guru-guru dan dilatih untuk adaptif melalui pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran daring," paparnya.

Di sisi lain, imbuh dia, Ditjen Dikti juga menggalang para mahasiswa untuk mengajar siswa yang belum siap dengan teknologi melalui kunjungan belajar ke rumah.

"Ini dilakukan untuk memastikan pendidikan dasar tetap terselenggara untuk menciptakan SDM yang berkualitas,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com