Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaftaran Guru Penggerak Diperpanjang, Guru Didorong Berpartisipasi

Kompas.com - 11/11/2020, 13:58 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memperpanjang pendaftaran Program Guru Penggerak (PGP) angkatan dua.

Pendaftaran PGP angkatan 2 untuk calon Peserta diperpanjang sampai hari Sabtu, 14 November 2020 pukul 23.59 WIB, sedangkan untuk calon Pengajar Praktik (Pendamping) diperpanjang sampai hari Kamis, 19 November 2020 pukul 23.59 WIB.

"Ayo segera lengkapi dokumen, isi Curriculum Vitae (CV) dan Esai serta kirimkan berkas aplikasi pendaftaran Anda agar bisa mengikuti seleksi berikutnya. Mari menjadi bagian dari transformasi pendidikan di Indonesia. Guru Penggerak, Merdeka Belajar," tulis Kemendikbud melalu laman Instagram, Rabu (11/11/2020).

Baca juga: Dana BOS 2021, Mendikbud Nadiem: Bisa Digunakan untuk Guru Honorer

Kemendikbud menyebut, perpanjangan pendaftaran dikarenakan banyaknya permintaan dari Dinas Pendidikan yang meminta perpanjangan waktu pendaftaran karena masih ingin mendorong guru, kepala sekolah, pengawas sekolah terbaiknya untuk mendaftar Program Guru Penggerak.

Guru harus terus belajar

Melansir laman Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), program Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran.

Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 9 bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama pelaksanaan program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.

Baca juga: Digitalisasi Sekolah 2021, Kemendikbud: Sekolah Dapat Bantuan Laptop

Untuk menjadi guru penggerak, guru harus lulus seleksi tahap 1 (CV, Esai, Tes Bakat Skolastik) dan tahap 2 (Simulasi Mengajar dan Wawancara) dan mengikuti pendidikan guru penggerak selama sembilan bulan. Terkait seleksi, Takdir mengungkap pengalamannya ketika mengerjakan tes esai.

Muhammad Takdir menjadi salah satu guru yang sedang mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 1. Menurutnya, keikutsertaannya di program tersebut membutuhkan dukungan orang-orang terdekatnya.

“Saya melihat informasi tentang Pendidikan Guru Penggerak di portalnya, bukan main 9 bulan pendidikan. Selain saya minta dukungan dari kepala sekolah, saya harus minta dukungan dengan teman hidup saya, itu penting,” kata guru Matematika SMAN 6 Wajo, Sulawesi Selatan, Muhammad Takdir pada webinar bertema “Melahirkan Pemimpin Pendidikan Melalui Guru Penggerak”, Senin (2/11/2020).

Terkait seleksi, Takdir mengungkap pengalamannya ketika mengerjakan tes esai.

Baca juga: Beasiswa Belajar Data Science dari DQLab UMN, Terbuka untuk Umum

“Selama proses yang paling berat menurut saya pada saat menulis esai. Saya sebenarnya guru Matematika, jadi dihadapkan pada menulis 50 sampai 200 kata per pertanyaan, di mana ada 19 pertanyaan, itu yang membuat saya harus berpikir, mengembangkan pikiran, dan meramu kata-kata sehingga bisa memenuhi target itu,” terang Takdir.

“Baru saya lakukan pada saat tengah malam, di saat jaringan bagus. Pikiran saya, mungkin 1 jam bisa selesai, ternyata itu hampir 3 jam baru selesai,” sambungnya.

Takdir untuk kemudian menekankan pentingnya guru untuk terus belajar sebagai bagian dari adaptasi terhadap zaman.

“Sebagai guru saya menyadari bahwa saya harus tetap belajar. Pernah ada celoteh anak saya yang umur 7 tahun ‘bapak kok baca terus, bapak kok belajar terus, bapak kan sudah jadi guru, kenapa mesti belajar lagi’. Di situ yang saya sampaikan bahwa bukan berarti kita sudah menjadi guru berhenti belajar,” terang Takdir.

Informasi lengkap seputar syarat, tahapan seleksi dan pendaftaran dapat diakses melalui laman https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/ 

Baca juga: 3 Perguruan Tinggi Terinovatif 2020 Versi Kemenristek-BRIN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com