Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menristek: Naik Level, Habibie Prize Dirancang Layaknya Nobel

Kompas.com - 06/11/2020, 19:23 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Habibie Award yang merupakan ajang pemberian penghargaan kepada insan peneliti, perekayasa, dan dosen di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), kini naik level.

Jika tadinya penyelenggaraan oleh Yayasan Sumber Daya Manusia (SDM) Iptek, kini diserahkan kepada Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).

Oleh Kemenristek, nama Habibie Award diganti menjadi Habibie Prize. Maksudnya agar ajang ini naik ke level nasional dan berharap ke depan bisa internasional.

Adapun perubahan nama itu ditandai dengan acara Penandatanganan Piagam Serah Terima Penyelenggaraan Habibie Award dari Yayasan SDM Iptek ke Kementerian Ristek/BRIN secara virtual melalui Zoom, Jumat (6/11/2020) sore.

Baca juga: Menristek: Bonus Demografi, Startup Berkembang demi Indonesia Maju

Naik level ke nasional

Menurut Menristek/Kepala BRIN Prof. Bambang Brodjonegoro, selama ini Habibie Award ruang lingkupnya masih inisiatif yayasan atau keluarga almarhum B.J Habibie.

"Kita ingin ruang lingkupnya menjadi level nasional di bawah dukungan Kemenristek. Bahkan ke depannya nanti bisa diangkat di level internasional," terang Bambang Brodjonegoro.

Selain itu, Menristek mengatakan bahwa latar belakang dari serah terima ini agar mendorong pembangunan ekonomi di Indonesia yang semakin cepat.

"Kita ingin menjadikan iptek agar mendorong pembangunan ekonomi lebih cepat. Sekaligus sebagai upaya untuk keluar dari middle income trap," kata Menristek.

Karena itu, para peneliti, perekayasa, dan dosen didorong agar terus mengembangkan karirnya dibidang iptek dan melahirkan inovasi.

Berharap warga Indonesia dapat Nobel

Tak hanya itu saja, Menteri Bambang juga ingin agar Habibie Prize levelnya seperti hadiah Nobel Prize. Sehingga penghargaan ini nantinya akan ditunggu-tunggu oleh ilmuwan Indonesia.

"Jadi, Habibie Prize seperti layaknya Nobel Prize. Ini menjadi penghargaan utama di bidang Iptek di Indonesia," imbuhnya.

Berbicara Nobel Prize, Menristek sangat ingin agar warga negara Indonesia ke depannya juga bisa mendapatkan penghargaan paling bergengsi tersebut.

Sebab, sampai saat ini belum ada keturuan Indonesia yang mendapatkan Nobel Prize. Padahal, Indonesia menjadi negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.

"Jadi saya berpikir ada perencanaan yang sistematis. Suatu hari nanti Indonesia akan kebagihan penerima Nobel. Karenanya, harus ada budaya ekosistem untuk berkarya lebih di bidang Iptek dan harus dikembangkan," jelas Bambang.

Menjawab cita-cita Pak Habibie

Ketua Pengurus Yayasan SDM Iptek Prof. Wardiman Djojonegoro menyatakan, penyerahan ini akan meningkatkan citra dari Habibie Award karena mendapat dukungan pemerintah.

"Dengan ditangan pemerintah, maka Habibie Prize akan lebih bermutu dan bisa menjawab apa yang dicita-citakan oleh Pak Habibie," ujarnya.

Baca juga: Ini Penjelasan Menristek Terkait Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa

"Yakni mendorong, meningkatkan tidak hanya usaha Iptek tetapi juga meningkatkan SDM Iptek di Indonesia," tandas Wardiman.

Adapun Habibie Prize sendiri akan digelar pada 10 November 2020 sebagai bagian dari rangkaian Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com