Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menristek: Bonus Demografi, Startup Berkembang demi Indonesia Maju

Kompas.com - 03/11/2020, 21:24 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Bangsa Indonesia saat ini sedang menuju pada cita-cita jadi negara maju. Hal ini dimulai dengan bonus demografi yang telah dimulai pada 2010.

Demikian disampaikan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Prof. Bambang Brodjonegoro pada webinar yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube Daily Social, Selasa (3/11/2020) malam.

Adapun webinar yang digelar Kemenristek bekerja sama dengan Daily Social bertajuk "Muda Berinovasi: Start Your Startup Now" ini dalam semangat Sumpah Pemuda dan rangkaian Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-25 tahun 2020.

Dijelaskan Menristek, bonus demografi ialah jumlah penduduk usia muda relatif dominan dibanding masih dibawah usia 15 maupun diatas 64 tahun.

Baca juga: Menristek: Bahan Bakar Nabati Sawit Jadi Harapan Baru Indonesia

"Karena itu, bonus demografi dimaknai sebagai suatu kesempatan emas atau kesempatan yang tidak datang dua kali. Memang sudah dimulai sejak 2010 dan akan mencapai puncak pada 2045," terang Bambang Brodjonegoro.

Startup ciptakan lapangan pekerjaan

Menurut Bambang, ketika berada di bonus demografi itu maka kita harus menangkap peluang tersebut dengan membuat ekonomi Indonesia yang maju, khususnya ekonomi yang berbasis inovasi.

Untuk itulah Bambang berharap pada anak muda saat ini untuk memanfaatkan kesempatan dengan baik. Terlebih dengan kemudahan teknologi, maka Indonesia harus bisa melahirkan startup yang berbasis teknologi.

"Tapi, jika bangsa Indonesia tidak bisa memanfaatkan dan mengatur bonus demografi itu, maka akan berubah menjadi beban demografi," tegas Menristek.

Namun, agar beban demografi itu tidak terjadi, maka bonus demografi harus diarahkan agar startup mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih besar.

Tentu, hal ini menjadi mudah karena banyak anak muda yang sudah familiar dengan teknologi. Sehingga harapan kedepan, tingkat pengangguran di Indonesia bisa menurun.

Lebih jauh, Menteri Bambang memberi contoh bahwa negara Amerika menjadi negara dengan GDP terbesar di dunia. Ini karena konsep awal ekonomi di Amerika lebih mengedepankan kapitalistik dan liberalistik.

"Di Amerika, mereka mengedepankan peran sektor swasta dan entrepreneur. Maka Amerika bisa menjadi lebih besar seperti sekarang ini. Bahkan kewirausahaannya juga kuat," terangnya.

Harus sejalan cita-cita Indonesia maju

Menurut Bambang, startup sebagai pilihan karena sebagai perusahaan pemula, startup dapat menciptakan gelombang dalam ekonomi yang mengubah cara hidup masyarakat.

Startup itu:

  • Memanfaatkan teknologi digital.
  • Mudah beradaptasi.
  • Inovatif dan berani melakukan terobosan.
  • Membuka lapangan pekerjaan.
  • Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang.
  • Menawarkan produk baru yang belum ada di pasaran.
  • Sebagian besar dijalankan oleh entrepreneur muda.

"Melalui webinar ini, saya berharap bisa menggugah kalangan muda yang memang ingin mengembangkan jiwa kewirausahaan tetapi yang inline dengan kemajuan teknologi yang ada sekarang, dan inline dengan cita-cita negara, yakni menjadi negara maju di masa depan," harap Bambang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com