Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Nadiem Resmi Luncurkan Merdeka Belajar Jilid 6

Kompas.com - 03/11/2020, 16:57 WIB
Dian Ihsan,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mendikbud Nadiem Makarim resmi meluncurkan Merdeka Belajar episode keenam terkait perubahan pada pendanaan perguruan tinggi, bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

"Sebagai upaya mengembangkan Merdeka Belajar di lingkungan pendidikan tinggi, telah disiapkan terobosan pendanaan yang fundamental, agar tercapainya pendidikan Indonesia yang lebih maju," ungkap Nadiem dalam konferensi pers secara daring lewat channel YouTube resmi Kemendikbud, Selasa (3/11/2020).

Baca juga: Setahun Jokowi-Maruf, Mendikbud: SMK Lebih Bisa dan Hebat

Nadiem mengaku, ada tiga mekanisme transformasi pendanaan yang diluncurkan oleh Kemendikbud lewat kebijakan baru ini. Kebijakan ini akan mendorong pencapaian Indikator Kerja Utama (IKU).

Dia menjelaskan, IKU memiliki delapan indikator kinerja utama yang menjadi landasan transformasi sektor pendidikan tinggi. Hal itu berguna menyiapkan mahasiswa yang unggul dan riset dosen yang memiliki mutu tinggi.

"Pada masa mendatang, pendanaan perguruan tinggi akan diberikan dalam bentuk biaya operasional yang mendorong tercapai IKU. Dengan sistem insentif yang sesuai dengan capaian itu," jelas dia.

Tak hanya itu, bilang Nadiem, Kemendikbud pun akan mengakselerasi kontribusi industri bagi pengembangan pendidikan dan penelitian di perguruan tinggi lewat program matching fund.

"Ini dilakukan demi mendampingi kontribusi industri ke perguruan tinggi. Kemendikbud akan melakukan matching fund untuk membantu kontribusi tersebut," jelas dia.

Bahkan, dia mengaku, Kemendikbud telah meluncurkan pendanaan competitive fund. Langkah ini dilakukan demi mendorong inovasi dan perubahan bagi perguruan tinggi di negeri ini.

Baca juga: Setahun Jadi Mendikbud, Nadiem Makarim Dapat Rapor Merah dari FSGI

"Ini competitive fund untuk mendorong misi diferensiasi setiap universitas menemukan jati dirinya, menemukan spesialisasinya. Ini akan dilakukan agar mereka bisa maju dan siap menghadapi masa depan," pungkas Nadiem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com