Ini Pesan dan Harapan bagi Peserta Wisuda XVII UMN

KOMPAS.com - Universitas Multimedia Nusantara (UMN) untuk pertama kalinya menyelenggarakan wisuda secara daring. Jika rencana awal wisuda ke-17 diadakan Juni 2020, karena pandemi Covid-19 diundur pada, Sabtu (31/10/2020) melalui Zoom dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Universitas Multimedia Nusantara.

Adapun tema yang diangkat ialah "Menjadi Insan Kreatif di Tengah Pandemi". Harapannya, para wisudawan UMN bisa menjadi insan kreatif yang dapat melihat peluang di situasi dan kondisi yang ada saat ini.

Meski diadakan secara virtual, prosesi acara wisuda yang diikuti sebanyak 257 wisudawan dan dipimpin oleh Rektor UMN Dr Ninok Leksono itu tetap berjalan dengan lancar.

Pada kesempatan tersebut, hadir sebagai Keynote Speaker dalam Wisuda XVII UMN, Eileen Rachman selaku Founder & CEO of Experd Consultant, Kolumins "Karir Experd" di Harian Kompas.

Baca juga: Rektor UMN: Keluar dari Kegagalan Bisnis di Era Digital dengan Inovasi

Jangan berhenti bekerja

Eileen Rachman memberikan arahan serta pesan-pesan bagi para wisudawan. Salah satunya para lulusan UMN ini harus bisa menjadi pribadi yang optimis dalam menatap masa depan.

"Jangan berhenti bekerja. Bagi yang pernah magang, maka harus bisa menjalin kembali tempat magang. Atau bisa juga magang di rumah," ujar Eileen.

Karena dalam masa pandemi, mencari pekerjaan tentu tidaklah mudah. Maka, harus bisa bekerja di mana saja. Misalnya saja membantu ibu memasak di dapur.

"Ketika memasak di dapur dan masakan ibu enak, maka Anda bisa menjual secara online lewat media sosial. Ini artinya Anda sudah bekerja," imbuhnya.

Harus dilatihkan 10 hal

Tak hanya itu saja, pesan lain dari Eileen bahwa para wisudawan agar dalam menghadapi dekade 2020 sampai 2030 harus dilatihkan 10 hal, yakni:

1. Sense making
Kemampuan untuk melihat relevansi antara satu gejala/situasi/fenomena dengan yang lain dan mengartikannya sendiri.

2. Social intelligence
Kemampuan membuat koneksi melalui cara-cara baru, dengan kedalaman yang intensif, bereaksi secara sensible dan melakukan interaksi langsung, lugas dan mendalam.

3. Adaptive thinking
Cara pikir yang lebih lancar, encer dan moderen, bisa mengeluarkan solusi dan beresponse di atas aturan yang mendasar sehingga memunculkan suatu kebaruan.

4. Cross cultural communications
Kemampuan untuk beroperasi dalam berbagai situasi kultural, campuran, maupun berbeda-beda sekaligus.

5. Computational thinking
Kemampuan untuk menerjemahkan data base secara kilat, bisa menemukan hal-hal penting dalam data dan mengambil kesimpulan ke dalam konsep-konsep abstrak.

6. New media literacy
Terampil menggunakan media-media baru dan secara kritis mengembangkan konten dengan menggunakan media-media baru. Sehingga bisa meningkatkan daya persuasi melalui komunikasinya.

7. Transdisciplinary
Melakukan pendekatan dan pembelajaran logic dari disiplin lain, dan menggunakan persepsi dan sudut pandangnya untuk memecahkan masalah kita sendiri.

"Kalau kita berpatok pada disiplin ilmu kita sendiri, itu tidak cukup. Anda harus mengkombinasikan dari disiplin ilmu lain," terangnya.

8. Design mindset
Mampu mendesain baru semua tugas atau pekerjaan yang diberikan padanya agar tercapai hasil optimal.

9. Cognitive load management
Bisa menyaring, mendiskriminasi informasi berdasar derajat kepentingannya dan memaksimalkan cara pikir menggunakan semua metode dan alat.

10. Virtual collaboration
Bisa bekerja virtual secara produktif dan mendorong engagement. Serta menjaga kehadiran diri dan kelompok dalam virtual working team.

Baca juga: Di Masa Pandemi, UMN Jaga Kualitas dan Tingkatkan Fasilitas Virtual

"Semoga anda menjadi generasi yang paling kuat di zaman ini dan harus anti mainstream. Anda juga harus jadi pribadi yang kreatif dan inovatif," harap Eileen.