Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Hamsir Kuliahkan Anak di Polman Babel dalam Keterbatasan

Kompas.com - 19/10/2020, 06:49 WIB
Dian Ihsan,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kisah inspiratif datang dari mahasiswi Jurusan Teknik Elektro dan Informatika Program Studi (Prodi) D3 Teknik Elektronika Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel) bernama Sunita selama mengenyam bangku kuliah.

Sunita berhasil menyelesaikan kuliah D3-nya di tengah keterbatasan keadaan orangtua yang telah dua tahun menggunakan kursi roda dan sehari-hari mencari nafkah dengan menjual serbet di Pasar Sungailiat, Bangka Belitung.

Nama orangtua Sunita, yakni Hamsir. Dia mengalami penyakit gula hampir dua tahun dan telah dilakukan operasi dua kali, sehingga mengakibatkan harus menggunakan kursi roda dalam melaksanakan segala aktivitas.

Hamsir juga menguliahkan Sunita dengan menjual serbet setiap harinya di Pasar Sungailiat.

Baca juga: Kemenag Salurkan Bantuan ke 8 Pesantren Terkonfirmasi Covid-19

Itulah yang membuat, kata Hamsir, dia sempat menangis ketika akan memasukkan anaknya kuliah, karena memikirkan dana dan kondisi ekonomi yang tak memungkinkan.

Namun, adanya program Bidikmisi  kuliah dapat membantu Sunita menggapai cita-citanya.

"Saya sangat bersyukur, Sunita dapat menyelesaikan kuliahnya di Polmanbabel. Kami sangat terbantu dengan adanya program bidik misi” ujar Hamsir saat diminta untuk menceritakan perjuangan kuliah Sunita," ucap Hamsir melansir laman Polman Babel, Minggu (18/10/2020).

Hamsir menceritakan, dia berjualan serbet keliling di pasar yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, satu lusin serbet dijual Rp 25 ribu dan tiga lembar Rp 10 ribu.

"Dari awal saya sudah memberikan komitmen kepada Sunita, jika ingin kuliah. Kuliahlah dengan serius, buktikan kemampuan dan tekun belajar. Nanti dulu untuk pacaran," ungkapnya dengan tegas ke Sunita.

Hamsir sangat senang sekali bisa melihat putrinya menggunakan baju toga, meski kondisi fisiknya sangat terbatas.

Tak disangka perjuangan selama ini berbuah manis, karena dirinya bisa melihat anaknya menjalani proses wisuda di Polman Babel.

Keterbatasan tidak menjadi halangan

Sunita merasa terharu atas kehadiran ayahnya di acara wisuda bersama bibinya. Keduanya merupakan orang yang sangat berperan selama dirinya menempuh pendidikan dari SD sampai kuliah.

"Ayah dan Ibu telah lama berpisah, ayah berjuang mencukupi kebutuhan kami dan mendidik kami" jelas Sunita.

Sunita juga mengungkapkan, tidak merasa malu dengan kondisi dan keterbatasan orang tuanya. Hal tersebut akan menjadi motivasi untuk mencapai cita-citanya meskipun selama kuliah masih ada kesenjangan sosial antar sesama teman.

Saat ditanya rencana kedepan setelah wisuda ini, Sunita menjelaskan akan mencari pekerjaan dahulu untuk membantu ayah dan adiknya.

Baca juga: Prasmul: 3 Tantangan Besar Pemerintah di Pandemi Covid-19

"Saya akan cari kerja dulu, belum kepikiran untuk melanjutkan kuliah lagi. Paling tidak saya dapat membantu ekonomi keluarga," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com