KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kini mulai menyosialisasikan Asesmen Nasional sebagai pengganti Ujian Nasional pada 2021.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengatakan perubahan mendasar pada Asesmen Nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.
Asesmen Nasional nantinya akan terdiri dari tiga instrumen, yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.
Baca juga: Mendikbud Nadiem soal Pengganti UN 2021: Tidak Perlu Bimbel Khusus
Murid akan mengikuti AKM, Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar. Sementara guru dan kepala sekolah hanya mengikuti Survei Lingkungan Belajar.
Dalam video singkat di akun Instagram resmi, Kemendikbud menjelaskan bahwa tidak semua siswa akan mengikuti Asesmen Nasional.
Kemendikbud menerangkan bahwa dalam pelaksanaan Asesmen Nasional, responden murid akan dipilih secara acak dengan jumlah maksimal 30 orang murid SD/MI, 45 murid SMP/MTs, serta 45 murid SMA/SMK/MA di satuan pendidikan.
Sementara responden satuan pendidikan kesetaraan ialah semua warga belajar yang terdaftar sebagai peserta ujian kesetaraan Paket A/Ula-Kelas 6, Paket B/Wustha-Kelas 9 serta Paket/Ulya-Kelas 12.
Baca juga: Tahun Depan UN Diganti Asesmen Nasional, Ini Penjelasan Mendikbud
"Tidak semua murid dapat mengikuti asesmen ini karena peserta akan dipilih secara acak," terang Kemendikbud.
Informasi yang diperoleh dari Asesmen Nasional tersebut, selanjutnya akan digunakan untuk perbaikan kualitas belajar mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid.
Asesmen, terang Kemendikbud, diperlukan untuk menilai efektivitas pembelajaran dan ketercapaian kurikulum pada satuan pendidikan.
"Dengan demikian, Asesmen Nasional tidak dirancang untuk menghakimi sekolah, atau untuk melakukan pemeringkatan sekolah," papar Kemendikbud.
Baca juga: Lowongan Program Karier BCA untuk Lulusan S1-S2
Asesmen Nasional, akan dilakukan dengan menggunakan tiga instrumen, yakni:
1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Literasi-Numerasi
Komponen AKM, jelas Kemendikbud, terdiri dari literasi membaca dan numerasi.
Literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan kapasitas individu, sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat.
Numerasi merupakan kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagi jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.
Baca juga: Calon Penerima KJP Plus Tahap 2, Segera Lengkapi Berkas Melalui Sekolah
2. Survei Karakter
Survei Karakter dikerjakan oleh murid untuk mendapatkan informasi hasil belajar sosial-emosional.
Survei Karakter ini akan mengukur 6 (enam) aspek Profil Pelajar Pancasila, yaitu:
3. Survei Lingkungan Belajar
Instrumen Survei Lingkungan Belajar dikerjakan oleh murid, guru dan kepala sekolah untuk mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar mengajar di sekolah.
Baca juga: Seperti Ini Cara dan Syarat Dapatkan Kartu Indonesia Pintar
Survei Lingkungan Belajar mengumpulkan informasi tentang kualitas proses pembelajaran dan iklim yang menunjang pembelajaran.
Sebagai salah satu instrumen Asesmen Nasional, AKM memiliki beragam bentuk soal. Berikut ini merupakan 5 bentuk soal untuk AKM.
1. Pilihan ganda
Murid hanya bisa memilih satu jawaban benar pada tiap soal.
2. Pilihan ganda kompleks
Murid dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu soal.
3. Menjodohkan
Murid menjawab dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
Baca juga: Cari Info Kuliah hingga Beasiswa Luar Negeri, Yuk Daftar Pameran Pendidikan Ini
4. Isian singkat
Murid dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya.
5. Uraian
Murid menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya. Pengerjaan soal AKM akan dilaksanakan berbasis komputer yang bersifat adaptif. Maka dari itu, pertanyaan yang disajikan tergantung pada kemampuan murid.
“Jika murid dapat menjawab benar, maka selanjutnya dapat diberikan soal yang lebih kompleks. Sebaliknya, jika murid menjawab salah, maka soal berikutnya adalah soal yang lebih sederhana,” jelas Kemendikbud.
Setiap peserta AKM akan mengerjakan dua jenis tes serta dua survei, yaitu tes literasi membaca, tes numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
Baca juga: Kemendikbud: Asesmen Nasional Dilakukan Murid, Guru dan Kepala Sekolah
Tes dan survei tersebut akan dikerjakan selama 2 hari dengan rincian sebagai berikut.
1. Jenjang SD/MI dan paket A/ULA
Hari 1: Tes Literasi (75 menit) dan survei karakter (20 menit).
Hari 2: Tes Numerasi (75 menit) dan survei lingkungan belajar (20 menit).
2. Jenjang SMP/MTS dan paket B/WUSTHA serta jenjang SMA/SMK/MA dan Paket C ULYA
Hari 1: Tes Literasi (90 menit) dan survei karakter (30 menit).
Hari 2: Tes Numerasi (90 menit) dan survei lingkungan belajar (30 menit).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.