Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Depan Komputer? Ini Tips Mata Sehat dari Akademisi UGM

Kompas.com - 13/10/2020, 09:04 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sejak pandemi Covid-19 di Indonesia, semua aktivitas dilakukan dari rumah. Seperti bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah juga dari rumah.

Karena semuanya dilakukan dari rumah, maka aktivitas sekolah, kantor dan beberapa kegiatan pertemuan ataupun rapat lebih banyak dihabiskan di depan layar gawai ataupun komputer.

Tetapi, ada dampak kurang baik jika berlama-lama di depan layar komputer atau gawai. Apa saja itu?

Waspada CVS

Staf Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Firman Setya Wardhana, SpM(K)., M.Kes., mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap gejala Computer Vision Syndrome (CVS).

Baca juga: Dokter RSA UGM: Cara Cegah Covid-19 pada Orang Berpenyakit Penyerta

Apa itu CVS? Menurut dr. Firman, CVS merupakan sekumpulan gejala terkait mata dan penglihatan akibat penggunaan komputer.

Gejala tersebut di antaranya adalah:

  • mata kering
  • penglihatan buram
  • mata merah
  • iritasi mata
  • penglihatan ganda
  • nyeri kepala
  • nyeri leher

Tak hanya itu saja, CVS juga disebabkan oleh beberapa hal, seperti:

  • kurangnya frekuensi berkedip
  • terlalu lama bekerja di depan komputer tanpa istirahat (>2jam)
  • jarak monitor dan mata yang tidak sesuai
  • kecerahan monitor berlebihan
  • posisi duduk tidak tepat
  • sudut antara mata dan permukaan monitor tidak tepat

"Kurangnya pencahayaan ruangan juga menjadi deretan penyebab CVS," ujarnya seperti dikutip dari laman FK-KMK UGM, Jumat (9/10/2020).

Cara mencegahnya

Tapi jangan khawatir, CVS bisa dicegah. Menurut dr. Firman, ini upaya mencegahnya:

1. Berkedip saat di depan komputer setidaknya 5-7 kali per menit.

2. Gunakan tetes mata buatan atau pelembab mata bila terasa kering.

3. Ikuti aturan 20-20-2.

4. Gunakan ukuran kacamata yang tepat.

5. Mengatur kecerahan dan kontras monitor.

6. Kurangi silau/glaire pada monitor dengan mengatur posisi monitor/lokasi kerja dan gunakan filter monitor anti glaire.

7. Atur posisi di depan komputer.

8. Selingi dengan istirahat dan peregangan saat harus bekerja di depan komputer.

Sementara Guru Besar Kesehatan Mata FK-KMK UGM/RSUP Dr. Sardjito, Prof. dr. Suhardjo, SU., SpM(K) menjelaskan mengenai banyak orang yang mengalami gangguan penglihatan.

Dari data The International Agency for the Prevention of Blindness (IAPB) tahun 2020 menyebutkan bahwa tidak kurang dari 180 juta penduduk dunia menderita gangguan penglihatan sedang dan berat, 40-45 juta menderita kebutaan dan sepertiga berada di Asia Tenggara.

"Tren prevalensi Miopia dan High Myopia terus naik. Hal ini menjadi tantangan baru bagi dunia kesehatan. Bahkan, Indonesia sebagai Negara Berpenghasilan Menengah Rendah masih menduduki peringkat 3 angka Kebutaan Dunia," terang Prof. Suhardjo.

Baca juga: Guru Besar UGM: Belum Ada Obat Covid-19, Remdesivir untuk Darurat

Dengan anggaran belanja kesehatan yang relatif rendah dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainnya.

Hal tersebut diperburuk dengan aspek perilaku Masyarakat Indonesia saat 60 persen penderita keluhan mata tidak mencari pengobatan, 6,7 persen mengobati sendiri, 5,4 persen berobat ke RS, dan 2,8 persen berobat ke Puskesmas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com