Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud: Pendidikan Inklusi, Inspirasi Pembelajaran Saat Pandemi

Kompas.com - 20/09/2020, 13:49 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memiliki target utama, salah satunya ialah memberikan perhatian yang lebih serius kepada Sekolah Luar Biasa (SLB).

Terlebih dalam masa pandemi ini, Kemendikbud juga memberikan perhatian pada SLB. Hal itu dapat dilihat ketika Mendikbud Nadiem Makarim meninjau pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di SLB Negeri 1 Bantul, Yogyakarta, Kamis (17/9/2020).

"Walaupun SLB itu menangani anak-anak berkebutuhan khusus, tetapi pedagogi dan metodologi pembelajaran yang dilakukan di SLB bisa menjadi panutan atau sumber inspirasi pembelajaran," ujar Nadiem seperti dikutip dari laman Ruang Guru PAUD Kemendikbud, Sabtu (19/9/2020).

Baca juga: Mendikbud Susun Kebijakan Pembelajaran Terbaik di Masa Pandemi

Metodologinya jadi sumber inspirasi

Menurut Nadiem, pembelajaran di SLB tentu sedikit berbeda dengan pembelajaran yang ada di sekolah umum. Namun saat pandemi Covid-19 ini metodologi pembelajarannya jadi sumber inspirasi.

Pembelajaran di SLB pendekatannya lebih personal, tersegmentasi, dan tidak seragam. Pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan minat, bakat, dan kompetensi dari murid-muridnya.

"Dari sisi spektrum merdeka belajar, SLB itu lebih merdeka daripada sekolah umum. Jadi, kita akan memberikan lebih banyak sumber daya dan perhatian lagi sehingga SLB juga bisa membantu sekolah-sekolah lain," tutur Mendikbud.

Untuk itulah Mendikbud mengapresiasi dedikasi para guru pendidikan khusus. Sebab, guru pendidikan khusus itu selalu ada hubungan batin yang erat dengan muridnya.

"Amanah itu terlihat sekali di wajah para guru pendidikan khusus, dan itu saya lihat jelas sekali saat masuk di sekolah ini," ungkapnya.

Kompetensi guru SLB ditingkatkan

Sementara Kepala SLB Negeri 1 Bantul Sri Muji Rahayu menyampaikan pentingnya perubahan pola pikir di masyarakat mengenai pendidikan khusus.

Karenanya ia berharap agar Kemendikbud dapat mendorong perubahan persepsi masyarakat mengenai SLB sebagai sekolah anak cacat yang berkonotasi negatif.

"Branding SLB itu perlu ditingkatkan lagi sehingga orang tua anak berkebutuhan khusus tidak malu anaknya bersekolah di SLB," kata Muji.

Tak hanya itu saja, Kemendikbud juga diharapkan bisa meningkatkan kompetensi para guru SLB. Sebab, guru SLB yang memiliki kompetensi untuk menyelenggarakan program khusus masih sangat minim.

"Ketika kami menerima guru baru, mereka belum dibekali dengan kompetensi kekhususan misalkan orientasi mobilitas bagi tuna netra," ucapnya.

"Guru-guru baru di SLB masih berlatarbelakang non pendidikan luar biasa (PLB). Kami berharap Kemendikbud dapat membantu memberikan kompetensi kekhususan bagi mereka," harap Muji.

Masukan terus dikaji Kemendikbud

Mendikbud menyambut baik masukan dan saran dari para guru dan Kepala SLB. Menurutnya, pendidikan khusus sangat erat dengan filosofi Merdeka Belajar.

"Tidak mungkin kita mencapai merdeka belajar tanpa sekolah yang inklusif," kata Nadiem.

Dijelaskan, kini tim di Kemendikbud sedang mengkaji berbagai masukan yang diperoleh dari masyarakat untuk merumuskan intervensi kebijakan sehingga dapat meningkatkan peran strategis SLB dan pendidikan khusus.

Terkait peningkatan kompetensi guru, Mendikbud menyampaikan bahwa idealnya semua guru memiliki pengetahuan dasar mengenai pendidikan inklusif.

Baca juga: Seperti Ini Prinsip Modul Pembelajaran PAUD Saat Pandemi

"Di dalam transformasi pendidikan profesi guru kita, komponen pendidikan khusus harus menjadi salah satu pilar yang utama," jelas Nadiem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com