Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 17/09/2020, 07:00 WIB

KOMPAS.com - Masalah pendidikan jarang dibahas banyak kalangan saat pandemi Covid-19 ini. Padahal pendidikan merupakan salah satu indikator penting bagi negara untuk bisa lebih berkembang, selain ekonomi dan kesehatan yang menjadi persoalan utama.

Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam acara Yidan Prize Asia Pacific Annual Conference yang dilakukan secara virtual, Rabu (16/9/2020).

Baca juga: Kemendikbud: Dunia Pendidikan Harus Cegah Tindakan Kekerasan

"Risiko ekonomi dan kesehatan banyak dibahas oleh banyak orang akibat pandemi ini. Risiko itu selalu dibicarakan dan tak pernah berhenti, tapi saya belum pernah mendengar dari banyak orang dalam membicarakan krisis pendidikan. Itu menjadikan saya frustasi, karena risiko dari pendidikan itu permanen bagi generasi negeri ini," ujar Nadiem.

Nadiem mengaku, persoalan itu ditambah lagi dengan kondisi Indonesia yang berbeda dengan negara lain. Karena Indonesia merupakan negara kepulauan, makanya harus dibarengi infrastruktur memadai, agar proses pendidikan bisa berjalan baik.

Maka dari itu, kata Nadiem, Indonesia mempunyai beban lebih berat dibanding negara lain, dalam mengatasi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.

"Indonesia di masa sulit ini. Dengan memiliki pulau yang banyak dibanding negara lain. Masalah infrastruktur menjadi tantangan. Makanya, kita harus seimbang dengan berbagai risiko, seperti kesehatan, ekonomi hingga pendidikan," tegas pria yang pernah menjadi bos Gojek.

Masyarakat beradaptasi

Kondisi pandemi ini, sambung dia, tak hanya memperburuk Indonesia saja, tapi juga skala global. Itu karena di masa pandemi ini, masalah ketahanan dapat terlihat dari akses infrastruktur dan status ekonomi masyarakat.

"Bagi yang mampu atau tidak mampu mengalami kesenjangan. Itu nyata. Yang mampu dapat bertahan dari dampak negatif di pandemi ini. Bagi yang tidak memiliki, mereka susah akan akses internet atau kuota. Itu bagi mereka menderita. Jadi itu yang terpikirkan bagi saya selama masa pandemi ini," terang Nadiem.

Adanya kondisi seperti ini, Nadiem berharap kepada masyarakat agar lebih mudah bisa beradaptasi. Sebab, kalangan manapun tidak bisa memprediksi pandemi Covid-19 ini akan berakhir.

Baca juga: GSM: 3 Prinsip yang Terabaikan dalam Dunia Pendidikan Kita

"Kita tidak tahu kapan pandemi Covid-19 ini berakhir. Oleh karena, setiap insan manusia harus bisa mengubah kebiasaan yang pernah dijalani sebelumnya," tukas dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+