Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud: Peringatan Hari Aksara Momentum Ubah Paradigma Pendidikan

Kompas.com - 09/09/2020, 14:26 WIB
Dian Ihsan,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menyampaikan, agar peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) yang ke-55 bisa menjadi momentum perubahan paradigma pendidikan di Indonesia, lewat pembelajaran literasi di masa pandemi Covid-19.

Literasi merupakan kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat tertentu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Kemendikbud: Ini 4 Strategi Indonesia Tuntaskan Buta Aksara

"Saya mengapresiasi luar biasa, meski tengah mengalami berbagai keterbatasan akibat pandemi COVID-19, kita tetap bersemangat untuk mengingat pentingnya melek huruf bagi setiap manusia, komunitas, dan masyarakat, untuk melakukan komunikasi sehingga kita dapat mengembangkan ilmu pengetahun dan teknologi," ucap Nadiem dalam keterangan resminya, melansir website Kemendikbud.go.id, Rabu (9/9/2020).

Nadiem mengatakan, Kemendikbud bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dapat memastikan kebijakan literasi selama pandemi Covid-19 bisa berjalan dengan baik di setiap daerah.

Untuk menuntaskan buta aksara, kata Nadiem, Kemendikbud akan melakukan berbagai strategi, seperti pemutakhiran data buta aksara dan memperluas layanan program pendidikan keaksaraan.

Tak lupa, Kemendikbud juga akan mengembangkan sinergi dalam upaya penuntasan buta aksara dan pemeliharaan kemampuan keberaksaraan warga masyarakat, serta mengakselerasi inovasi layanan program pada daerah terpadat buta aksara.

"Kita harus bisa mengambil hikmah dari pandemi ini. Saat pandemi selesai, kita harus yakin akan keluar menjadi pemenang yang terus memiliki harapan dan cita-cita untuk mengentaskan buta aksara dari negara kita tercinta. Dan bersama-sama juga kita bisa menghadirkan pendidikan yang berkualitas, agar Indonesia maju," ucap pria yang terlahir di tahun 1984 lalu.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah, Kemendikbud, Jumeri menyatakan, penuntasan buta aksara dalam beberapa tahun belakangan ini difokuskan pada daerah yang tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Karena, semua daerah itu sulit dijangkau, khususnya selama masa pandemi ini.

Oleh karena, kata Jumeri, masa krisis ini bisa dijadikan momentum untuk seluruh pihak dalam menunjukkan keberpihakannya dalam meningkatkan literasi.

"Daerah 3T adalah bagian dari NKRI yang harus diperjuangkan, kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda) sangat perlu, dalam mencapai tujuan memberantas buta aksara di Indonesia," ungkap Jumeri.

Buta aksara alami penurunan

Melansir data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Biro Pusat Statistik (BPS) di 2019, jumlah penduduk buta aksara telah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal itu terlihat dari persentase buta aksara yang mencapai 4,63 persen di 2011 menjadi 1,78 persen di 2019.

"Itu artinya, angka buta aksara di Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Seiring dengan terlaksananya berbagai strategi yang inovatif, dan pastinya menjawab kebutuhan belajar masyarakat," tegas Jumeri.

Direktur Kantor UNESCO di Jakarta, Shahbaz Khan menambahkan, Indonesia merupakan salah satu contoh negara yang mampu mengembangkan literasi di seluruh penjuru negeri. Namun masih ada tantangan global yang nyata, yakni 773 penduduk usia remaja dan dewasa tidak mempunyai kemampuan literasi dasar.

Baca juga: Festival dan Serambi Literasi, Upaya Kemendikbud Peringati Hari Aksara di Tengah Pandemi

"Hal sama juga dihadapi 617 juta anak dan remaja yang belum mampu di bidang membaca dan matematika. Banyak tantangan baru yang memengaruhi sekolah pembelajaran, khususnya remaja dan orang dewasa yang tak memiliki literasi dasar," tukas Shahbaz Khan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com