KOMPAS.com - Universitas Brawijaya memperoleh dana hibah penelitian dari United Kingdom Research and Innovation (UKRI). UKRI mengucurkan pembiayaan untuk 20 hibah dengan total mencapai 7,5 juta pondsterling.
Hibah itu merupakan proyek global dalam mendukung orang yang rentan terkena Covid-19 di 20 negara berkembang.
Baca juga: Menristek: Indonesia-Inggris Perkuat Riset, Termasuk Vaksin Covid-19
Ketua Tim Peneliti Universitas Brawijaya, Faishal Aminuddin mengatakan, pembiayaan ini akan berjalan selama 18 bulan. Adapun tujuannya untuk mengurangi persoalan kesehatan, sosial ekonomi, budaya dan lingkungan yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19.
"Produk luarannya, selain menjadi bagian publikasi akademik, juga menjadi rekomendasi kebijakan untuk pemerintahan di masing-masing negara," ungkap Faishal dalam keterangan resminya di laman Universitas Brawijaya, Minggu (6/9/2020).
Dari skema UKRI ini, ada 20 proposal yang dibiayai. Sementara Universitas Brawijaya sendiri menjalin kerjasama dengan University of Portsmouth (UoP).
Principal Investigator Dari UoP Inggris, Saseendran Pallikadavath menjelaskan, topik riset yang memperoleh dana hibah dari UKRI ini memiliki judul "Socio-economic and health impact of COVID-19 on international female migrants and their left-behind families in Indonesia".
Pada riset ini, perguruan tinggi negeri yang terletak di Malang ini juga melibatkan Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak dan BNP2TKI. Dari pihak LSM, ada Migrant Care dan beberapa lainnya.
Beberapa dosen atau pengajar Universitas Brawijaya juga ikut dalam penelitian ini, seperti Keppi Sukesi (Fakultas Pertanian) dan Sujarwoto (Fakultas Ilmu Administrasi).
Wakil Rektor bidang Akademik Universitas Brawijaya, Aulanni’am mengharapkan, dana hibah yang diperoleh bisa memacu semangat seluruh sivitas yang ada di Universitas Brawijaya, dengan begitu bisa lebih bersaing di internasional.
Baca juga: Kemendikbud Dorong Kolaborasi Perguruan Tinggi UK-Indonesia Terkait Covid-19
"Universitas Brawijaya banyak memfasilitasi kegiatan yang kolaborasi dengan mitra di luar negeri lewat berbagai program, misalnya visiting professor, hingga mendukung kolaborasi terkait riset-riset internasional," tukasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.