Theja pun mengapresiasi langkah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang menghapus UN dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).
Menurutnya, AKM sendiri mengacu pada standar penilaian global PISA dan TIMMS, di mana anak dilatih untuk mengerti konsep problem solving dari matematika, tidak hanya kalkulasi.
Sehingga, jelas dia, saat anak disuguhkan matematika dalam soal cerita atau soal-soal dengan gaya berbeda, maka ia bisa menyelesaikannya.
Dengan begitu, saat anak melihat soal baru, ia tak akan menjadi takut, melainkan bisa mengembangkan pemikirannya.
Baca juga: Cek Daftar Kampus Swasta dan Prodi yang Terima KIP Kuliah
Theja pun mendorong guru dan orangtua untuk beradaptasi dan mengikuti perkembangan zaman, agar anak-anak tak tertinggal di arus global.
"Bukan pelajarannya yang salah, kita hanya berada di kolam yang belum adjust (menyesuaikan) dengan perkembangan. Kolam telah berubah, sehingga kita juga mesti berubah mengikuti perkembangan," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.