Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Program Pintar
Praktik baik dan gagasan pendidikan

Kolom berbagi praktik baik dan gagasan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kolom ini didukung oleh Tanoto Foundation dan dipersembahkan dari dan untuk para penggerak pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, dan pemangku kepentingan lain, dalam dunia pendidikan untuk saling menginspirasi.

Refleksi 75 Tahun Indonesia Merdeka: Guru yang Memerdekakan Siswa

Kompas.com - 17/08/2020, 15:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Muchamad Haris Tarmidi I Fasilitator Pembelajaran Program Pintar, Kendal, Jawa Tengah

KOMPAS.com - Sebagai guru, saya sering bertanya mengapa kurikulum pendidikan acapkali berganti? Mengapa metode pembelajaran harus diperbarui? Mengapa keilmuan seorang guru harus terus ditingkatkan secara berkelanjutan?

Ketiga pertanyaan tersebut memiliki jawaban nyaris sama: memberikan layanan pembelajaran berkualitas untuk siswa.

Salah satu tugas kita sebagai guru adalah menyiapkan para siswa agar mampu mengembangkan potensi terbaik mereka untuk mengisi kemerdekaan ini.

Bagaimana guru mewujudkan hal tersebut?

Baca juga: Hadiri Virtual Tanoto Scholars Gathering, Dirjen Pendidikan Tinggi Bicara Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka

Pendidikan merdeka: melakukan hal nyata

Di era pandemi ini, pembelajaran daring mulai sering diterapkan. Para guru mulai menggunakan berbagai macam aplikasi demi memudahkan pembelajaran secara virtual tersebut. Kita perlu mengenalkan berbagai platform aplikasi pembelajaran kepada siswa.

Namun silakan dicermati kembali, apakah kita sebatas memberi pengalaman bermedia semata atau memang bisa mendorong pengalaman belajar nyata dan tentu saja bermakna kepada siswa.

Jangan sampai pembelajaran terlihat gegap gempita karena menggunakan platform yang kekinian namun nihil secara praktiknya.

Apa pun medianya, pembelajaran harus tetap bermakna.

Ketika memfasilitasi pembelajaran tentang perkembangbiakan tumbuhan, alih-alih karena masa pandemi jangan sampai kita hanya berteori di dalam aplikasi saja.

Kita ajak siswa untuk mempraktikkan perkembangbiakan tumbuhan di pekarangan rumahnya.

Apalagi jika hal itu juga mampu menggerakkan orangtuanya untuk ikut serta, tentu akan lebih menambah kebermaknaan bagi siswa serta menambah kualitas kebersamaan dalam keluarga.

Selain itu, siswa juga diajak melakukan penghijauan di rumahnya dengan menanam serta merawat tanaman yang dijadikan praktik perkembangbiakan tadi.

Pendidikan merdeka: menjawab tantangan

Tindak lanjut dari pembelajaran tersebut siswa bisa diminta mempresentasikan hasil eksplorasi mengenai perkembangbiakan tumbuhan lewat aplikasi yang sudah kita kenalkan di hadapan teman lainnya atau paling tidak di hadapan orangtuanya.

Nah, di situlah platform akan sangat bermakna bagi para siswa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com