KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan seri buku “Potret Pendidikan Tinggi di Masa Covid-19” guna "merekam" kreativitas dan inovasi dari insan pendidikan tinggi selama pandemi.
Adapun ketiga buku seri tersebut terdiri dari Penelitian dan Inovasi Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19, Pembelajaran Perguruan Tinggi dan Implementasi Merdeka Belajar di Masa Pandemi Covid-19, serta Pengabdian Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 di Indonesia memaksa warga masyarakat untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. Meski menciptakan batasan, namun ragam penelitian, inovasi, pemikiran, dan pengalaman dosen lahir di tengah keterbatasan masa pandemi.
Baca juga: Tatap Muka di Zona Hijau dan Kuning, Kemendikbud: Ini Pilihan, Bukan Kewajiban
Buku setebal 377 halaman yang memuat kumpulan praktik baik di kampus selama masa pandemi ini dikenalkan melalui kegiatan Peluncuran dan Bedah Buku Potret Pendidikan Tinggi di Masa Covid-19 di Aula Gedung D Kantor Ditjen Dikti, Senayan, Jakarta (11/8/2020).
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam mengatakan, buku ini menjadi tanda bahwa produktivitas di perguruan tinggi tidak menurun dan justru meningkat meski terkendala masa pandemi selama 5 bulan ke belakang.
"Tidak pernah saya bayangkan dalam waktu yang singkat ini banyak karya luar biasa dengan memanfaatkan teknologi. Ini seperti spirit proklamasi karena banyak hal baik yang diselesaikan dalam tempo sesingkat-singkatnya," ungkap Nizam seperti dirangkum dari laman Kemendikbud, Rabu (12/8/2020).
Baca juga: Hakteknas 2020, Ragam Inovasi Anak Bangsa Percepat Penanganan Covid-19
Buku “Potret Pendidikan Tinggi di Masa Covid-19” juga membuktikan bahwa transformasi digital pada pendidikan telah terjadi dalam waktu yang singkat.
Meskipun diakui bahwa pembelajaran jarak jauh tak bisa menggantikan sepenuhnya proses pembelajaran tatap muka, namun Nizam berharap perubahan ini bisa semakin memperkuat pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan tinggi.
"Proses pembelajaran jarak jauh sebelumnya hanya sebagai pemanis dan alternatif pembelajaran saja, tapi saat ini sudah diadaptasi 98 persen perguruan tinggi di Indonesia. Inilah transformasi digital dengan hasil karya yang luar biasa," papar dia.
Baca juga: Nadiem: PJJ Berkepanjangan Berdampak Negatif bagi Siswa
Pada kesempatan ini, Ditjen Dikti juga meluncurkan buku panduan pembelajaran daring bagi mahasiswa dengan disabilitas.
Kegiatan Peluncuran dan Bedah Buku “Potret Pendidikan Tinggi di Masa Covid-19” menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi media. Hadir sebagai pembahas atau pembedah buku adalah Ibnu Hamad dari Universitas Indonesia dan Wartawan Senior Kompas Ester Napitupulu, Zainal Hasibuan sebagai penulis, serta Tian Belawati sebagai editor buku.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.