Oleh: Prof Dr Ir Agustinus Purna Irawan & Albertus Raditya Danendra
PROSES belajar secara luar jaringan (luring) melalui tatap muka dengan dosen di kelas merupakan proses belajar konvensional. Proses belajar ini menarik dan memberi kesan tersendiri bagi dosen maupun mahasiswa.
Interaksi keduanya dapat berjalan dengan baik melalui satu aktivitas dalam ruang yang sama bersama sejumlah mahasiswa lainnya.
Suasana belajar yang demikian memberi kesan mendalam sebagai satu keluarga atau komunitas pembelajar dengan topik bahasan yang sama, waktu yang dibatasi, dan sejumlah kesempatan berdiskusi secara langsung.
Namun demikian, tidak semua mahasiswa dapat mengikuti dengan baik, tergantung situasi dan suasana akademik yang tercipta, media pembelajaran yang digunakan, keaktifan mahasiswa, dan kemampuan dosen membawa suasana belajar yang menyenangkan dan menarik.
Dosen dapat dengan mudah berkeliling kelas, melakukan pengamatan terhadap mahasiswa, meminta mahasiswa untuk menerangkan dan menjawab suatu pertanyaan.
Mahasiswa lain dapat pula diberi kesempatan menyanggah atau memberikan jawaban yang berbeda. Interaksi ini mudah dilakukan dan terlihat oleh dosen secara langsung.
Di sini lain, belajar secara luring juga membutuhkan persiapan dan sarana prasarana yang baik.
Pembelajaran secara luring yang tidak dipersiapkan dengan baik dapat menyebabkan mahasiswa merasa tidak mendapat perhatian dan seperti dibiarkan begitu saja oleh dosen serta kurang tersapa.
Hal ini dapat terjadi apabila dosen tidak siap dengan materi ajar, mahasiswa dalam kelas yang cukup banyak, dosen fokus pada materi ajar yang telah disiapkan dalam bentuk presentasi dan asyik sendiri dengan presentasinya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.