Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/07/2020, 10:24 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Sumber ugm.ac.id

KOMPAS.com - Berdasarkan data pemerintah Indonesia hingga Sabtu (18/7/2020) pukul 12.00 WIB, diketahui ada 1.752 kasus baru Covid-19 di Indonesia.

Dengan begitu, total kasus infeksi di Indonesia berjumlah 84.882 kasus, terhitung sejak 2 Maret 2020.

Angka tersebut menunjukkan, kasus infeksi virus corona di Indonesia melampaui catatan jumlah infeksi di China pada hari yang sama. Dengan rincian Indonesia 84.882 kasus dan China sebanyak 83.644 kasus per tanggal 18 Juli 2020.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Obat Herbal Penurun Asam Urat

Pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama mengatakan ada banyak faktor menjadi penyebab.

Salah satunya, kondisi New Normal atau yang kemudian diralat sebagai adaptasi kebiasaan baru tidak diiringi dengan perilaku disiplin terkait protokol kesehatan oleh masyarakat.

Di sisi lain, ia menilai pemerintah tidak memberikan contoh yang baik dan benar untuk disiplin terhadap protokol kesehatan.

“Kita sering lihat para pejabat, bahkan hingga presiden sekalipun memakai masker dengan tidak benar," terangnya seperti dilansir dari laman UGM, Selasa (21/7/2020).

Padahal, contoh teladan dari para pejabat publik sangat berpengaruh di masyarakat. Bagaimanapun, lanjut Bayu, masyarakat akan selalu mencontoh dan meniru apa yang dilakukan pejabat, artis dan publik figur lainnya.

Baca juga: Pakar IPB soal Virus Corona: Ada Satu Hal yang Misterius

Selain itu, ia menilai pemerintah tidak menjelaskan dengan baik dan benar tentang arti New Normal.

Tidak sedikit dari masyarakat yang ini beranggapan New Normal sebagai kondisi normal seperti kemarin-kemarin.

Menurutnya, masyarakat kurang paham sejak awal karena pemerintah tidak menjelaskan dengan detail dan memberikan contoh yang baik. Padahal akademisi dan ahli sudah memberi saran dan membantu dengan edukasi.

“Inilah salah satu bentuk komunikasi risiko yang kurang baik dari pemerintah. Memberikan sesuatu tetapi tidak menjelaskan dengan baik dan benar, dan pasti akan berpengaruh karena orang akan melakukan mobilitas seperti biasanya, makan-makan seperti biasanya dan lain-lain," tuturnya.

Tumbuhkan pemahaman New Normal melalui aturan tegas

Bayu mengakui banyak pihak tidak siap dengan berbagai fasilitas untuk mendukung protokol kesehatan di era New Normal.

Baca juga: Kampus Terbaik di Australia Buka Beasiswa S1-S2 Senilai Rp 250 Juta

Mereka yang tidak siap terutama sektor bisnis menengah dan kecil, seperti warung, angkringan dan lain-lain.

“Tingginya angka ini juga dikarenakan ketidakpahaman masyarakat, ketidakpatuhan karena mereka karena tidak ada pengawasan yang ketat, dan ketidaksiapan sebagian tempat umum," ungkapnya.

Halaman:
Sumber ugm.ac.id
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com