Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2020, 12:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah merancang penyederhanaan kurikulum yang sesuai dengan konteks Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) agar berjalan lebih efektif di tahun ajaran baru 2020/2021.

Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, masih banyak yang belum optimal pada PJJ yang telah berlangsung beberapa bulan belakangan sehingga perlu diperbaiki.

"Jadi ada satu tim khusus, di bagian tim Balitbang yang sedang merumuskan bagaimana kita melakukan berbagai macam perubahan kurikulum dan asesmen selama masa PJJ agar kemungkinan pembelajaran yang efektif lebih tinggi," papar Nadiem dalam rapat kerja Komisi X DPR RI dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamis (2/7/2020), yang disiarkan melalui kanal Youtube DPR RI.

Baca juga: Ini Jumlah Siswa Per Kelas Bila Sekolah Memenuhi Syarat Tatap Muka

Optimalisasi tersebut, dimaksudkan untuk memberi ketenangan dan arahan jelas bagi para guru terkait pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

Nadiem pun menjelaskan kisi-kisi arah penyederhanaan kurikulum yang kini dirumuskan oleh tim Kemendikbud tersebut.

Pertama, kata dia, adalah arah fokus kurikulum akan mencakup pada tiga hal, yakni literasi, numerasi dan pendidikan karakter.

"Jadi kalau kita sederhanakan pada tiga fokus yang foundational yaitu literasi, numerasi dan pendidikan karakter," lanjut dia.

Baca juga: Survei UNICEF: 66 Persen Siswa Mengaku Tak Nyaman Belajar di Rumah

Menurutnya, bila semua unsur dari kurikulum harus dituntaskan, maka pembelajaran jarak jauh akan sulit menjadi efektif.

"Ada modul-modul yang bisa dilakukan, yang benar-benar berdampak pada literasi, numerasi dan pendidikan karakter. Jadinya hipotesanya adalah kalau semua dikerjakan, semua unsur dari kurikulum dikerjakan, dengan PJJ akan sangat sulit," sambung dia.

Selain penyederhanaan kurikulum, Nadiem juga memaparkan bahwa selama masa pandemi siswa maupun guru tidak wajib mengejar ketuntasan kompetensi inti (KI) maupun kompetensi dasar (KD).

"Karena walaupun kita sudah menyediakan modul-modul yang fokus untuk literasi, numerasi dan karakter, tapi [kalau] masih ada kewajiban penuntasan KI dan KD, nah ini akan kembali lagi ke penyelesaian silabus secara komprehensif, menurut kami mungkin tidak ideal untuk pembelajaran jarak jauh," jelas Nadiem.

Baca juga: Beasiswa D3/S1 dari Universitas Islam Indonesia, Bebas Biaya Kuliah

 

Lalu, sebagai arahan bagi guru, orangtua dan siswa terkait fokus kurikulum di masa pandemi, Kemendikbud akan menyediakan modul pembelajaran sebagai panduan belajar dari rumah.

Nadiem menjelaskan, modul tersebut juga akan mencakup beragam peran orangtua terhadap proses belajar anak. Ia menyebut, partisipasi orangtua adalah faktor terpenting di dalam kesuksesan pembelajaran jarak jauh.

"Observasi dan research yang kita lakukan, satu hal yang sudah jelas, partisipasi orangtua adalah faktor terpenting di dalam kesuksesan pembelajaran jarak jauh," kata Nadiem.

Baca juga: Kemendikbud: Orangtua Berperan Penting dalam Pelaksanaan Belajar dari Rumah

Selain itu, bagi siswa yang mengalami ketertinggalan atau tantangan dalam pembelajaran, juga berhak mendapatkan bantuan remedial.

Program Belajar dari Rumah lewat TVRI dan platform teknologi pembelajaran pun, dikatakan Nadiem akan terus berjalan sebagai pilihan pembelajaran. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com