KOMPAS.com – Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto, mengibaratkan link and match antara pendidikan vokasi dengan industri dan dunia kerja, seperti perjodohan.
Pasalnya pada program tersebut, pihak industri dan pendidikan akan bersama-sama menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan kompeten.
Wikan mengatakan, Program Link and Match sudah ada sejak lama, hanya saja pelaksanaannya belum optimal. Untuk itu, pihaknya akan melanjutkan program tersebut.
“Jika diibaratkan seperti suatu hubungan, bahkan bertemu saja belum. Kali ini kami akan lakukan link and match sampai menikah dan punya anak,” kata Wikan kepada Kompas.com, saat wawancara melalui video conference Zoom, Kamis (18/6/2020).
Baca juga: Pengajar, Siswa, dan Mahasiswa Vokasi Dituntut Beradaptasi dengan Link and Match
Untuk diketahui, pendidikan vokasi meliputi Pendidikan Tinggi Vokasi, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Selain itu, ada juga direktorat yang khusus menangani kemitraan serta penyelarasan dengan dunia usaha dan dunia industri.
Menurut Wikan, saat ini di Indonesia terdapat 43 Politeknik Negeri, 4 Akademi Komunitas, 14.000 SMK, dan sekitar 17.306 LKP.
Di sisi lain, politeknik dan akademi swasta mulai bermunculan sehingga program studi (prodi) vokasi pun tersebar di berbagai universitas, institut, sekolah tinggi, dan akademi (Unista). Bahkan ada politeknik dan Unista yang sudah menyediakan magister terapan untuk jenjang pendidikan tinggi vokasi.
Dalam pelaksanaannya Wikan menekankan, link and match harus menjadi sebuah pernikahan erat dan mendalam, agar semua pihak mendapat manfaat yang signifikan dan berkelanjutan. Jadi tidak hanya sekadar Memorandum of Understanding (MoU) dan foto-foto.
Baca juga: Dirjen Vokasi: Link and Match Untungkan Industri
Hal itu sesuai dengan arah kebijakan presiden dalam percepatan pembangunan SDM 2020-2024, yaitu pendidikan kejuruan dihubungkan dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) telah menyiapkan skema yang disebut "paket pernikahan". Ada sembilan skema yang dirancang dalam paket pernikahan massal ini.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan