Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seminar UMJ: Pembelajaran Jarak Jauh Belum Jadi Budaya Proses Belajar di Indonesia

Kompas.com - 18/05/2020, 21:25 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Kemendikbud telah menetapkan kebijakan belajar dari rumah sebagai bentuk PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) guna meredam perluasan wabah Covid-19, khususnya di peserta didik.

Salah satu metode dilakukan adalah dengan mengubah pembelajaran klasikal berbasis kelas menjadi pembelajaran daring atau online learning yang telah banyak diaplikasikan sekolah selama masa karantina ini.

Namun demikia, pembelajaran jarak jauh (PJJ) berbasis digital ini masih dirasa belum menjadi budaya dan masih sekadar sarana menyelesaikan target kurikulum saja.

"Belajar jarak jauh belum menjadi budaya dalam proses belajar mengajar di Indonesia. Banyak guru dan siswa yang hanya kaku melakukan pembelajaran hanya untuk menyelesaikan silabus kurikulum," ungkap Ferdiansyah dari Komisi X DPR RI.

Tantangan PJJ di Indonesia

Isu pembelajaran jarak jauh ini mengemuka dalam seminar daring "Efektivitas Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19" yang diadakan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIP-UMJ) pada Senin, 18 Mei 2020.

Baca juga: Guru, Lakukan Manajemen MAU agar Belajar dari Rumah Efektif

Lebih jauh Ferdiansyah memaparkan beberapa tantangan dalam penerapan PJJ di Indonesia, antara lain; biaya paket internet, ketersediaan perangkat belajar dan konektifitas internat dan listrik untuk daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar).

Ferdiansyah juga mengungkapkan data sebanyak 68 juta siswa mengikuti proses pembelajaran dari rumah dan baru 28 juta lebih yang dapat melakukan pembelajaran jarak-jauh (online learning).

"Pandemi Covid-19 menuntut dunia pendidikan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dari rumah secara daring. Ironisnya tidak semua satuan pendidikan di Indonesia memiliki akses listrik apalagi internet," ujar Ferdiansyah mengingatkan.

Ia menambahkan, "Kemendikbud perlu melakukan evaluasi mendalam dan menyeluruh agar bisa mengambil keputusan dan kebijakan yang tepat dari efek pandemi Covid-19 ini."

"Nilai positif dari pandemi Covid-19 saat ini adalah membuka mata kita semua terhadap sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia, di mana saat ini teknologi belum dimanfaatkan secara maksimal pada sektor pendidikan," ujar Ferdiansyah.

Ia kembali menegaskan, "Transformasi dan digitalisasi pendidikan adalah keniscayaan tidak saja dalam menghadapi masa pandemi namun juga masa depan. Jika kita ingin melakukan efektivitas dari segi pembelajaran, teknologi nampaknya menjadi modal utama pada konsep pendidikan masa depan."

Teknologi sebagai transformasi

Tangkapan layar seminar daring Efektivitas Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19 yang diadakan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIP-UMJ) pada Senin, 18 Mei 2020.DOK. ZOOM/UMJ Tangkapan layar seminar daring Efektivitas Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19 yang diadakan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIP-UMJ) pada Senin, 18 Mei 2020.

Dalam kesempatan sama, Hetifah Sjaifudian, juga dari Komisi X DPR RI menyampaikan ada banyak hal sisi positif yang muncul dari pandemi Covid-19 ini.

"Kini lembaga pendidikan banyak melakukan sharing session secara online, hubungan sekolah dan orangtua makin dekat dan juga pembelajaran dari memunculkan semangat belajar yang multi dimensi; anak tidak saja belajar dari buku namun juga bisa belajar dari tanaman, belajar mengamati peliharaan di rumah dan banyak lagi," kata Hetifah menyontohkan.

"Semoga ini menjadi terus berlanjut setelah wabah untuk terus membuat praktik baik pendidikan serta memperbaiki kekurangan dari pembelajaran daring yang ada selama ini," lanjutnya.

Hetifah menyampaikan pandemi corona ini telah memaksa kita untuk menggunakan teknologi dalam pendidikan dan (teknologi) ini menjadi transformasi untuk meningkatkan pendidikan yang lebih merata dan berkualitas.

Hal senada disampaikan Ismah, Wakil Dekan FIP-UMJ, "Pandemi telah motivasi kita dalam belajar dan berkreasi menggunakan teknologi."

Ismah menyebut dosen dan mahasiswa makin dituntut menguasai teknologi untuk menunjang pembelajaran secara online.

Hal ini menurutnya menuntut kita perlu menyiapkan dan mengembangkan platform pembelajaran yang lebih efektif yang dapat menunjang kebutuhan mahasiswa dalam melengkapi pembelajaran, baik yang bersifat akademik maupun non-akademik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com