Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Majelis Rektor: Ini Kriteria Mahasiswa yang Dicari PTN

Kompas.com - 14/05/2020, 18:24 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Untuk dapat masuk di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tentu tidaklah mudah. Di Indonesia, jika ingin masuk PTN harus melalui beberapa tahapan.

Menurut Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum selaku Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), ada tiga tahapan untuk dapat masuk di kampus negeri.

Pertama ialah melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Jika tak lolos SNMPTN, maka calon mahasiswa bisa ikut jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

"Proses SNMPTN 2020 telah berakhir, karena sudah diumumkan pada 8 April 2020," ujar Prof Jamal dalam program Belajar di Rumah #TeredukasidariRumah melalui Live Streaming Instagram Kompas.com, Kamis (14/5/2020) siang.

Baca juga: Majelis Rektor PTN: Ini 4 Hal Sikapi Pandemi Corona, UKT Ditunda Asal...

Sedangkan jalur SBMPTN 2020, calon mahasiswa harus mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2020. Adapun pendaftaran UTBK dan SBMPTN 2020 diladakan pada 2-20 Juni 2020.

Tak hanya jalur SBMPTN, calon mahasiswa yang ingin masuk PTN juga bisa ikut jalur yang ketiga yakni Seleksi Mandiri (SM). Untuk seleksi mandiri seluruhnya diserahkan pada masing-masing PTN.

"Kriterianya ada yang menggunakan UTBK, ada yang tes lagi, ada yang menggunakan pola rekrutmen kerjasama, atau pola kerjasama dengan perguruan tinggi lain," katanya.

Prof Jamal yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) juga menjelaskan bahwa di UNS ada beasiswa.

Ada yang melalui jalur bidikmisi dari pemerintah melalui Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, maupun kerjasama dengan alumni UNS juga dengan kerjasama dari pihak swasta.

Adapun Live Streaming Instagram Kompas.com tersebut mengambil tema "Kriteria Mahasiswa yang Dicari Perguruan Tinggi Negeri".

Jadi, uraian di atas adalah beberapa kriteria yang dicari oleh PTN dalam menyaring calon mahasiswanya.

Di UNS tetap ada KKN dan skripsi

Dalam percakapan di Live Streaming tersebut, Prof Jamal menjawab pertanyaan dari sahabat Kompas.com bahwa meski di masa pandemi Covid-19 ini di perguruan tinggi tetap menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

"Dulu pembelajaran dilakukan secara tatap muka di kelas, tetapi karena ada wabah virus corona maka kini dilakukan secara daring. Maka KKN juga bisa dilakukan secara daring," tutur Prof Jamal.

Dia memberi contoh bahwa di UNS walaupun ada Covid-19 tetapi tetap ada KKN. Atau KKN dilakukan dari rumah masing-masing mahasiswa.

Contoh mahasiswa KKN dari rumah:

  • memberikan informasi perlunya memakai masker
  • perlunya cuci tangan
  • perlunya berolahraga
  • perlunya berjemur dan lain-lain

Sedangkan skripsi juga tetap diadakan. Untuk bimbingan dengan dosen pembimbing bisa dengan email, bahkan ujian skripsi juga dilakuan secara daring.

Bantu kuota internet mahasiswa

Di IG Live Kompas.com itu ada salah satu pertanyaan menarik dari sahabat Kompas.com terkait mahasiswa yang berada di pelosok dan susah untuk medapatkan sinyal internet untuk mengikuti kelas daring.

Prof Jamal Wiwoho menceritakan bahwa rekannya yakni Rektor Universitas Musamum Merauke kesulitan untuk memberikan pembelajaran daring pada mahasiswanya yang berada di pelosok.

Namun selang beberapa waktu, Rektor Musamus Merauke mengatakan bahwa kesulitan jaringan internet di Papua bisa diatasi.

Terkait jaringan internet, Prof Jamal menjelaskan bahwa pihaknya memberikan bantuan kuota internet pada lebih dari 26 ribu mahasiswa.

Hal ini sebagai bentuk kepedulian UNS pada mahasiswanya dalam masa pandemi virus corona atau Covid-19.

Baca juga: Pembatasan Aktivitas di Kampus UNS Diperpanjang hingga Akhir Mei

Tak hanya itu saja, Ketua MRPTNI tersebut juga memberi saran pada calon mahasiswa yang ingin masuk PTN agar mempersiapkan diri dengan baik. Yakni belajar, berdoa dan bisa mencari peluang prodi di kampus yang tingkat keketatannya rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com