Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hardiknas 2020, Kemendikbud: Pembelajaran Sesuai Minat dan Kondisi Siswa

Kompas.com - 03/05/2020, 13:15 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Tema besar Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020 adalah "Belajar dari Covid-19".

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hamid Muhammad mengatakan, Covid-19 telah mengajarkan masyarakat banyak hal. Salah satunya ialah beradaptasi menggunakan metode pembelajaran jarak jauh.

Itulah mengapa, Kemendikbud berpesan bahwa inilah saatnya guru melakukan inovasi pembelajaran sesuai dengan kondisi daerahnya.

Mengetahui masih terdapat daerah yang minim infrastruktur teknologi, jaringan internet bahkan listrik, Hamid berpesan bahwa proses pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan minat dan kondisi masing-masing anak di tiap daerah.

Baca juga: Orangtua Beri Iming-iming Agar Anak Mau Belajar, Bolehkah?

Guru dan orangtua dan guru juga diminta berkoordinasi dan jeli dalam mengadaptasi metode pembelajaran.

“Jangan disamaratakan untuk semua anak,” kata Hamid seperti dilansir dari laman Kemendikbud, Sabtu (2/5/2020).

Lebih lanjut Hamid menjelaskan, orangtua dan guru dapat memilih materi esensial yang perlu dilakukan anak-anak di rumah, seperti materi tentang kecakapan hidup (life skill).

"Berikan anak-anak pendidikan kecakapan hidup sesuai kondisi rumah masing-masing terutama tentang pengertian Covid-19, bagaimana karakteristiknya, serta bagaimana cara menghindarinya agar tidak terjangkit,” lanjut Hamid Muhammad saat menguraikan muatan pembelajaran yang harus diberikan di tengah situasi pandemi.

Baca juga: Agar Anak Kompeten, Najelaa: Beri Anak Umpan Balik, Bukan Nilai

3 kelompok siswa dalam pembelajaran jarak jauh

Hamid lebih lanjut menerangkan, persoalan yang paling dipikirkan Kemendikbud adalah anak-anak yang tidak punya akses internet, listrik, serta televisi.

"Sehingga tidak jarang, pembelajarannya sangat manual yaitu menggunakan radio komunitas, hingga kunjungan guru ke rumah-rumah siswa secara berkala. Inilah saatnya guru melakukan inovasi pembelajaran sesuai dengan kondisi daerahnya,” terang Hamid.

Ia mengatakan, ada tiga kelompok besar dalam pembelajaran di sekolah. Pertama adalah anak-anak yang sudah terbiasa dengan pembelajaran online karena sekolah sudah menerapkannya secara penuh.

"Sekolah ini tidak akan merasa kesulitan menghadapi pembelajaran jarak jauh karena sering mengakses aplikasi pembelajaran,” tutur Hamid dalam Konferensi Pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang berlangsung secara daring di Media Center Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (2/5/2020) di Jakarta.

Kelompok kedua adalah sekolah yang melakukan pembelajaran semi daring. Pemberian tugas dari guru kepada siswa dikirim melalui Whatsapp, tidak berinteraksi secara langsung.

Sedangkan kelompok ketiga adalah anak-anak yang tidak bisa melakukan banyak hal karena keterbatasan infrastruktur dan daya dukung teknologi.

“Pembelajaran harus terjadi di rumah tanpa guru-guru menarget pencapaian kurikulum. Perhatikan kondisi anak-anak termasuk akses terhadap internet. Penilaian tugas bersifat kualitatif. Proses belajar harus dapat memberikan motivasi kepada anak,” pesan Hamid.

Baca juga: Beasiswa S1 di Sekolah Tinggi Hukum, dari Biaya Kuliah hingga Hidup

Inspirasi guru untuk Belajar dari Covid-19

Di kesempatan yang sama, konferensi daring bertemakan “Inspirasi Tokoh Pendidikan pada Masa Pandemi” tersebut turut mengundang guru untuk berbagi cerita menarik seputar pembelajaran yang telah mereka lakukan.

Salah satu guru yang hadir adalah Titis Kartikawati, guru SD di Sanggau, Kalimantan Barat.

Letak geografis membuat wilayah Titis mengajar tidak mendapat akses internet secara merata. Karena itulah, ia bersama komunitas Guru Belajar berkolaborasi dengan RRI Sanggau mengadakan Program Belajar selama satu jam.

“Setiap hari Senin-Jumat secara bergantian, para guru memberikan materi yang dikuasainya,” tuturnya.

Baca juga: Beasiswa Pertamina Foundation bagi Mahasiswa S1/D3 Terdampak Covid-19

Lain kisah dengan Titik Nur Istiqomah, Guru SD Muhammadiyah, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Ia menekankan pentingnya membangun harmonisasi antara siswa, guru, dan orangtua agar proses pembelajaran dapat bertahan di tengah kondisi seperti ini.

“Kami menggunakan media Tik Tok untuk belajar karena anak-anak banyak yang senang menggunakannya,” jelas Titik yang memodifikasi pembelajarannya dengan teknologi yang sedang digemari masyarakat untuk memotivasi siswa.

Di akhir acara Hamid menyampaikan, “Tahun ini kita mengadakan acara Hardiknas dengan mendengarkan arahan Mendikbud di rumah. Saya meminta para siswa, guru, orang tua, kepala sekolah, dinas pendidikan, pegiat pendidikan, untuk menjaga stamina karena aspek kesehatan nomor satu. Mari sehatkan diri kita, keluarga, dan masyarakat."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com