Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bentuk Bilik Tes Swab Corona "Drive Thru" Buatan UGM

Kompas.com - 28/04/2020, 08:37 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Terbatasnya Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis di rumah sakit, menjadi alasan utama Direktur Utama Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Arief Budiyanto meluncurkan "Gama Swab Sampling Chamber" atau bilik Gama Swab.

Bilik ini merupakan bilik sampling Covid-19 untuk mengambil uji swab bagi mereka yang terduga terpapar virus corona dan didesain khusus agar petugas pengambil sampel terlindungi dari paparan virus melalui droplet.

Baca juga: Pakar UGM: Akhir Pandemi Covid-19 Mundur bila Masyarakat Nekat Mudik

“Jika dulu banyak yang tidak terfasilitasi karena keterbatasan alat dan harus mengantre, sekarang dengan alat ini kapasitas pemeriksaan swab bisa kita tingkatkan, terutama untuk PDP, ODP rawat jalan dan OTG. Meski lebih banyak orang yang bisa diswab, namun kita berharap mudah-mudahan banyak yang negatif," papar Arief seperti dilansir dalam laman UGM, Senin (27/4/2020).

Bilik Gama Swab untuk uji virus corona buatan UGMDok. UGM Bilik Gama Swab untuk uji virus corona buatan UGM

Arief berharap, dengan adanya bilik swab ini akan menghemat penggunaan APD terutama saat digunakan untuk sampling. Termasuk mengurangi kebutuhan lain yang terus meningkat akibat tuntutan terhadap diagnosis Covid-19.

Sebelum ada bilik swab ini, lanjut Arief, petugas pengambil sampel swab diharuskan menggunakan APD level tiga, maka kini tidak lagi cukup dengan memakai APD level rendah bukan APD level tiga.

"Karena itu, kita berterima kasih kepada FMIPA, Sekolah Vokasi dan FKKMK UGM yang telah bekerja sama mengembangkan alat yang inovatif ini, memberikan kenyamanan dan keamanan tanpa mengurangi keselamatan baik petugas dan pasien yang diswab. Ini merupakan sumbangan UGM dalam upaya penanggulangan Covid-19," tuturnya.

Baca juga: 8 Tips Menjaga Imunitas Tubuh Selama Puasa dari Ahli Gizi UGM

Ketua Tim Peneliti GAMA Swab Sampling Chamber, Dr. R. Sumiharto menyatakan, meski telah resmi diluncurkan dan dipergunakan, Sumiharto berjanji akan terus melakukan perbaikan terhadap alat ini berdasarkan evaluasi. Ia berharap adanya masukan-masukan agar bilik swab ini menjadi alat yang andal.

Cara kerja bilik Gama Swab

Dalam penggunaannya, bilik Gama Swab Sampling akan menyediakan konsep layanan drive thru dan mobile. Sehingga meminimalkan waktu dan tempat sekaligus meminimalkan zona merah rumah sakit persebaran Covid-19.

Baca juga: Violeta, Robot Sterilisasi Covid-19 Buatan ITS dan Unair

Dr. dr. Hera Nirwati menambahkan, karena corona virus ditularkan melalui droplet maka pengambilan sampel harus dilakukan dengan cara yang sangat berhati-hati agar virus tersebut tidak menular ke mana-mana.

"Maka idealnya sampel diambil di ruangan bertekanan negatif dan petugas menggunakan alat pelindung diri yang lengkap," katanya.

Bilik Gama Swab, lanjut Hera, didesain untuk mobile dan ada roda yang mempermudah dipindah-pindah, digunakan sesuai kebutuhan.

"Di dalam juga diberikan air coller untuk kenyamanan petugas, sedangkan untuk komunikasi dengan pasien di luar maka disediakan audio, komunikasi pun diharapkan lancar ditambah penerangan yang memadai," imbuhnya.

Bilik Gama Swab juga didesain agar petugas pengambil sampel tetap berada di dalam bilik dan pasien ada di luar. Karena petugas ada di dalam maka diusahakan agar petugas terlindungi dengan membuat ruangan bertekanan positif.

“Dengan adanya tekanan positif ini maka jika di luar ada droplet atau kontaminan dari pasien maka petugas sampel akan tetap terlindungi sehingga petugas tidak perlu lagi memakai APD level tiga sehingga sesuai konsepnya alat ini bisa menghemat APD," terangnya.

Baca juga: Saran Pakar IPB agar Barang Belanja dan Makanan Delivery Bebas Corona

Lebih lanjut Hera menjelaskan, bilik ini menggunakan hepa filter yaitu udara yang masuk melalui hepa filter ini dengan kemampuan menyaring 0,3 micro dengan efisiensi 99 persen.

"Dengan kondisi tersebut maka petugas sampel akan tetap terlindungi dari udara yang masuk," katanya.

Sementara untuk pasien sendiri, disiapkan desinfektan dengan drainis sehingga ketika pasien satu dilanjutkan dengan pasien berikutnya, maka ada tindakan desinfeksi sehingga mereka akan aman.

Bilik sendiri dibuat dari material cukup kuat yaitu rangka aluminium tahan karat, dinding acrylic 0,5 cm atau 5 mili sehingga cukup kuat, dan alat ini tahan cuaca sebab bisa diletakkan di dalam maupun di luar ruangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com