Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wastafel Portabel UNY Tak Perlu Disentuh Tangan, Begini Cara Pakainya

Kompas.com - 20/04/2020, 13:43 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat inovasi baru yakni menciptakan wastafel portabel yang memiliki kelebihan tersendiri dibanding wastafel lain.

Jika sebagian besar wastafel harus disentuh atau dioperasikan dengan tangan, maka wastafel buatan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik UNY ini dioperasikan dengan cara diinjak.

Wastafel injak portabel tersebut sebagai wujud peran aktif dalam penanganan virus corona atau Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Akademisi UGM: Efektivitas Masker Kain Rendah, Solusinya...

Adapun wastafel dibuat oleh Muhammad Riza, Didik Setiawan, dan Fauzan Surya Valistya dibawah bimbingan Nur Hidayat, M.Pd., Dr. Slamet Widodo, Dr. Nuryadin, dan Dr.-Ing. Satoto E Nayono.

Minimalisir penyebaran virus

Maksud dioperasikan dengan diinjak tentu untuk meminimalisir kemungkinan penyebaran virus.

"Kita tidak perlu menyentuh kran air serta sabun cair secara langsung karena keduanya secara teknis dapat dikendalikan menggunakan kaki dengan diinjak," ujar Nur Hidayat seperti dikutip dari laman resmi UNY, Senin (20/4/2020).

Dijelaskan, latar belakang pembuatan alat ini karena ditengah kondisi pandemi corona ini masih banyak tempat umum yang belum dilengkapi dengan fasilitas untuk cuci tangan.

Contohnya di pasar-pasar tradisional adalah tingkat kunjungan masyarakat masih tinggi. Hal ini diperparah dengan sebagian masyarakat yang masih enggan menggunakan fasilitas cuci tangan di tempat umum karena mungkin ragu akan kebersihannya.

Tak perlu pakai listrik

Untuk cara kerjanya, penggunaan alat ini hanya dengan menginjak pedal seperti pada pedal mobil hingga kran air terbuka serta sabun cair keluar dari botolnya.

"Wastafel ini juga tidak memerlukan aliran listrik dan dapat dipindah-pindah (portabel) sesuai kebutuhan, baik outdoor maupun indoor," kata Nur Hidayat.

Selain pasar, alat ini juga cocok untuk digunakan di berbagai tempat umum seperti terminal, masjid, puskesmas, poliklinik, masjid, toko/minimarket, dan sejenisnya.

Adapun pembuatan prototipe wastafel itu dia menghabiskan waktu 3 hari. Setelah prototipe jadi, maka pihaknya hanya membutuhkan waktu 2 hari untuk pembuatan setiap unitnya.

Lebih jauh, Nur Hidayat menjelaskan bahwa biaya pembuatan tiap unitnya sangat terjangkau yakni tidak lebih dari Rp 1 juta per unit.

Baca juga: Ini Saran Akademisi Unhas Terkait Penggunaan Hand Sanitizer dan Disinfektan

Sementara ini, produksi wastafel injak ini masih untuk intern UNY serta akan disumbangkan ke puskesmas di sekitar kampus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com