Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen FT Unika Atma Jaya Masuk Tim Pakar Artificial Intelegence BPPT untuk Penanganan Covid-19

Kompas.com - 30/03/2020, 17:22 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Unika Atma Jaya kembali berkontribusi guna menghadapi ancaman persebaran virus corona atau Covid-19 yang menjadi pandemi dunia saat ini.

Sebagai kampus yang terus bertransformasi dalam teknologi, Kepala Program Studi Magister Teknik Elektro Fakultas Teknik Unika Atma Jaya Dr. Ir. Lukas terpilih menjadi Tim Pakar Artificial Intelligence Task Force BPPT Covid-19.

Dr. Lukas mengatakan dalam kondisi sekarang ini, virus Covid-19 menjadi ancaman dan ini harus diatasi dengan cepat. Sebagai anak bangsa memiliki kesempatan untuk berkontribusi untuk negara dengan keahlian yang dimilikinya.

“Kita semua sebagai anak bangsa ingin berkontribusi kepada Indonesia dalam menangani pandemi covid 19 ini sesuai kemampuan kita masing-masing. Karena saya bergelut di bidang artificial intelligence (AI), maka ini yang bisa saya sumbangkan,” kata Dr. Lukas dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Selain itu, Dr Lukas juga mengajak, agar setiap orang dan institusi tergerak untuk berperan lebih luas bagi masyarakat dan bangsa.

“Kita tahu bahwa setiap orang, institusi dan lembaga lainnya punya potensi di bidang masing-masing. Atma Jaya sendiri punya banyak potensi besar dan terbukti menghasilkan tokoh-tokoh nasional / internasional yang siap berkontribusi bagi bangsa dan negara,” ungkapnya.

Seperti yang dirilis oleh Humas Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), bahwa BPPT mendapat mandat dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek/BRIN) sebagai koordinator percepatan pengembangan produk dalam negeri, guna mengatasi wabah Covid-19 yang menjadi pandemik di Indonesia.

BPPT menginisiasi rencana aksi cepat untuk mengatasi pandemik Covid-19 di tanah air. Melalui sinergi antar institusi penyelenggara IPTEK dan asosiasi kepakaran, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, menyebut pihaknya siap menghela Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC 19) khususnya dalam pengembangan produk yang terkait dengan Test Kit Covid-19.

Diungkapkannya, produk yang akan dihasilkan dalam waktu dekat adalah Diagnostic Test Kit, yang dibuat berdasarkan strain virus lokal Indonesia.

“TFRIC19 ini tengah mengakselerasi pengembangan Test-Kit berbasis PCR (Polymerase Chain Reaction) Diagnostic Test Covid-19 maupun berbasis non-PCR untuk deteksi antigen dan ntibodi,” papar Hammam.

Selain mengembangkan kit tersebut Kepala BPPT juga menuturkan bahwa TFRIC19 akan memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI), dalam penanganan Covid-19.

Artificial intelligence imbuhnya, dapat digunakan untuk menguatkan diagnostik oleh dokter dalam mendeteksi virus Covid-19.

Terkait penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) untuk penanganan Covid-19, dirinci Hammam, sub-tim artificial intelligence TFRIC 19 telah ditunjang oleh sumber daya yang mumpuni.

“Rencana aksi cepat dari TFRIC 19 salah satunya akan menggunakan teknologi AI, untuk mendukung diagnostik COVID-19 dengan SDM yang mempuni,” jelasnya.

Perlu diketahui, sub tim AI inipun beranggotakan para pakar di bidang teknologi informasi khususnya AI dari berbagai unsur yakni BPPT, TNI AU, Unika Atma Jaya, ITB, UGM, UNHAN, Universitas Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Malang, UNTAG Surabaya, Start-Up Neurabot Lab, Asosiasi Profesi PB IDI,PAPDI, Indonesia AI Society, Healthcare.id, IABIE, INAPR dan APIC didukung oleh dokter ahli untuk interpretasi Radiologi dari RSUD-Koja dan FKUI-RSCM.

Hal ini dilakukan dengan model machine learning dan teknik terbaru deep learning untuk membangun model deteksi berbasis AI, dibantu dengan teknik AI berbasis knowledge growing system sebagai decision support system (DSS) dengan validasi dari radiolog dan dokter yang terkait guna menjadi landasan pengambilan keputusan dan kebijakan oleh pejabat yang berwenang.

“Kami akan membangun model AI, berdasarkan data X-Ray dan CT-Scan dari pasien yang positif dan negatif Covid-19, yang selanjutnya digunakan untuk melakukan deteksi dini, serta diagnosis pasien. Kami harap sistem berbasis AI ini akan melengkapi dan pengujian berbasis PCR, maupun whole genome sequencing Covid-19 Indonesia,"urainya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com