Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Program Pintar
Praktik baik dan gagasan pendidikan

Kolom berbagi praktik baik dan gagasan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kolom ini didukung oleh Tanoto Foundation dan dipersembahkan dari dan untuk para penggerak pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, dan pemangku kepentingan lain, dalam dunia pendidikan untuk saling menginspirasi.

Orangtua: Hilangkan Tugas Meringkas Buku dan Mengerjakan Soal

Kompas.com - 29/03/2020, 17:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Supardi

KOMPAS.com - Kebijakan belajar di rumah diterapkan sejumlah pemerintah daerah dalam menyikapi pandemi Covid-19 telah berjalan satu minggu. Ada beragam cara yang dilakukan guru mulai pembelajaran daring (sampai memberikan penugasan kepada siswa.

Hanya saja ada pengaduan orangtua yang diterima Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terkait dengan penugasan oleh guru terhadap anak selama belajar di rumah. Banyak anak yang stres akibat diberi banyak tugas secara daring oleh guru.

"KPAI menerima pengaduan sejumlah orangtua siswa yang mengeluhkan anak-anak mereka malah stres karena mendapatkan berbagai tugas setiap hari dari para gurunya," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti, Rabu (18/3/2020).

Retno menduga banyak guru tidak memahami konsep belajar dari rumah atau home learning sehingga membuat guru memberikan banyak tugas ke siswa.

Baca juga: Anak Stres Belajar di Rumah? Ini Tips dari Sekolah Lawan Corona

Hasil survei "Layanan Aspirasi Orangtua"

Untuk mengetahui efektivitas pemberian penugasan kepada siswa, SMPN 2 Kendal, Jawa Tengah mengadakan survei orangtua untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran di rumah.

Survei tersebut diberi nama “Layanan Aspirasi Orangtua”.

Ada beberapa item pertanyaan yang diberikan pada 239 orangtua siswa SMPN 2 Kendal. Tujuan survei ini untuk mengevaluasi dan mencari solusi agar siswa dan orangtua tidak merasa tertekan saat belajar di rumah.

Ada beberapa fakta menarik muncul dari survei ini:

1. Sebanyak 94,1 persen orangtua siswa mendampingi anak-anaknya belajar dirumah, sedangkan sisanya tidak mendampingi.

2. Untuk pertanyaan “Apakah orangtua mendampingin anak-anaknya di rumah?” Sebanyak 78,2 persen orangtua menyebut tugas yang diberikan guru tidak memberatkan anak-anaknya dan 21,8 persen sisanya menyebut memberatkan.

3. Jenis tugas yang disebut memberatkan: 58 persen tugas meringkas dan mencatat ulang buku, dan 42 persen mengerjakan soal-soal latihan.

4. Dalam survei juga didapatkan data; 55 persen orangtua menginginkan tugas online; 15 persen menginginkan pembelajaran teleconference; 10 persen kunjungan ke rumah; dan 20 persen menghendaki penggunaan Google Classroom serta aplikasi pembelajaran online lain.

3 alternatif penugasan belajar di rumah

Berdasarkan hasil survei tersebut, SMPN 2 Kendal sepakat tidak ada lagi pemberian tugas meringkas buku atau hanya mengerjakan soal. Penugasan yang diberikan kepada siswa harus menarik dan mendorong kreativitas siswa.

Bagaimana bentuknya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com