Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

"Kedekatan Batiniah", Melawan Prahara Corona di antara "Social Distancing"

Kompas.com - 27/03/2020, 14:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AKIBAT prahara wabah global virus corona, umat manusia berupaya menyelamatkan diri. Antara lain dengan upaya yang disebut sebagai social distancing.

Saya pribadi kurang sreg istilah social distancing karena terkesan kontradiktif terhadap naluri maupun nurani sosial umat manusia.

Physical distancing lebih tepat untuk mencegah penularan penyakit lewat physical contact alias kontak ragawi antar sesama manusia.

Namun, istilah distancing tetap kurang cocok untuk prahara corona yang sebaiknya dihadapi secara kolektif di mana masing-masing insan manusia diharapkan lebih mengutamakan kepentingan bersama ketimbang kepentingan diri sendiri.

Maka sebenarnya masih ada sebuah istilah lagi demi melengkapi bekal perjuangan umat manusia melawan angkara murka Covid-19 yaitu spritual converging alias kedekatan batiniah.

Kedekatan batiniah

Pada hakikatnya spiritual converging lebih selaras makna sila "Kemanusiaan yang adil dan beradab" maupun "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" serta juga "Persatuan Indonesia".

Pada saat bersama menghadapi virus corona memang dibutuhkan semangat kebersamaan dan persatuan bukan dalam makna lahiriah namun justru batiniah.

Spiritual converging mempersatukan energi batiniah etika, moral, adab, akhlak dan budi pekerti umat manusia demi melawan prahara.

Pada saat bersama-sama menghadapi virus corona, sebaiknya kita menjauhkan diri dari angkara murka destruktif seperti saling menyalahkan, menghujat, menghina, menjelekkan, memfitnah, membenci.

Namun di sisi lain, kita wajib lebih mendekatkan diri ke kearifan konstruktif seperti saling perhatian, peduli, belarasa, menolong, membantu, menyelamatkan, menyemangati, demi saling mempersembahkan welas asih dan kasih sayang kepada sesama manusia.

Gotong royong

Seyogianya masyarakat beradab bukan bersaing melakukan perbuatan buruk, namun arif dan bijak menunaikan fastabiqul khairat yaitu bersaing melakukan perbuatan baik.

Maka, marilah kita menaati anjuran physical distancing demi mencegah penularan virus corona sambil tidak lalai mengejawantahkan spiritual converging. 

Demi secara batiniah saling mendekatkan diri dengan sesama manusia dalam semangat gotong-royong dan persatuan bersama berjuang melawan angkara murka virus corona.

Semoga, Yang Maha Kasih senantiasa berkenan memberikan anugerah dan berkah kekuatan lahir-batin kepada umat manusia dalam bersama menderapkan langkah maju tak gentar gigih berjuang melawan angkara murka Covid-19. Aamiin. (Jaya Suprana, Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan)

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com