KOMPAS.com - Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga Jumat (13/3/2020) pukul 20.00, jumlah kasus corona terkonfirmasi di dunia berjumlah 125.048 kasus dengan kematian 4.613 kasus.
Sejumlah negara pun telah melakukan "lockdown" atau penguncian nasional sebagai langkah untuk menghentikan laju penyebaran virus corona. Salah satu negara yang telah mengumumkan "lockdown" ialah Italia.
Pada Senin (9/3/2020) malam, Perdana Menteri Giuseppe Conte mengumumkan “lockdown” atau penguncian secara nasional untuk membatasi penyebaran virus. Publik hanya diperbolehkan pergi ketika ada situasi kerja yang mendesak serta alasan kesehatan. Penangguhan juga berlaku untuk acara olahraga, pemakaman dan pernikahan.
Melansir Unair News, Sabtu (14/3/2020), dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga yang kini sedang menempuh studi lanjut di Italia Joeni Arianto Kurniawan, menceritakan bagaimana Italia menghadapi Covid-19.
Baca juga: Sekolah DKI Jakarta Diliburkan 2 Minggu, Siswa Belajar Jarak Jauh
Joeni yang saat ini sedang menempuh studi di Faculty of Law, University of Pisa tinggal bersama istri dan satu orang anak yang sedang duduk di kelas 5 sekolah dasar di Italia.
Dari penuturannya, sejak 10 Maret lalu pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan “lockdown” nasional, sehingga saat ini Joeni menjalani perkuliahan secara online. Sejak 5 Maret, seluruh sekolah dan kampus diliburkan, termasuk kegiatan keagamaan.
"Jujur, saya dan keluarga sampai detik ini tidak memiliki masker satu pun, karena mencari masker dan handsanitizer memang sangat sulit," ujar dosen yang mengambil konsentrasi studi tentang Law, Religion, and Culture.
Adapun untuk handsanitizer, Joeni melanjutkan, ia dan keluarga masih memiliki persediaan dari sebelum terjadinya wabah Corona. Sebagai cadangan, ia terpaksa meracik handsanitizer sendiri, sembari menunggu suplai masker dan handsanitizer yang dijanjikan akan didatangkan dari Indonesia via KBRI di Roma.
Baca juga: Orangtua, Ini Panduan Gizi Anak Sekolah untuk Cegah Virus Corona
Joeni yang juga membagikan ceritanya melalui blog pribadinya itu berpendapat bahwa jumlah kasus corona yang memuncak di Italia disebabkan karena masyarakat Italia sebelumnya menyepelekan masalah ini. Terlebih, masyarakat Italia memiliki karakter hangat dan senang bersosialisasi.
Dari penuturannya, kini Pemerintah Italia menetapkan seluruh wilayah sebagai zona merah. Penerbangan dari dan ke Italia pun ditutup sementara untuk meminimalisir masyarakat berinteraksi dengan orang-orang baru.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.