Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

UNY Kukuhkan 8 Guru Besar Baru

KOMPAS.com - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengukuhkan 8 dosen sebagai guru besar baru di Auditorium UNY, pada Sabtu (31/12/2022).

Kedelapan guru besar itu adalah:

Menurut Rektor UNY, Prof. Sumaryanto pengukuhan guru besar ini merupakan salah satu tradisi untuk mengapresiasi dan penghargaan bagi para dosen yang telah berjuang mendapatkan jabatan tertinggi.

"Lalu sekaligus merupakan wadah akademis bagi para guru besar untuk mengemukakan ide, gagasan dan informasi terkini terkait bidang keilmuan yang ditekuni," ucap dia dikutip dari laman UNY.

Saat pengukuhan, Prof. Sujarwo mengatakan setiap anggota masyarakat memiliki potensi yang terbaik dalam dirinya yang siap untuk diberdayakan, baik secara individu maupun kelompok.

Pemberdayaan di lakukan melalui penyadaran, pemberian daya, pengelolaan daya dan optimalisasi daya dengan memperhatikan kondisi, situasi, masalah, kebutuhan dan potensi yang dimiliki anggota masyarakat secara komprehensif.

"Hal ini di maksudkan agar serangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal dapat terlaksana secara efektif, produktif, dan efisien," jelas dia.

Untuk itu diperlukan alat bantu untuk memberikan kemudahan dan percepatan (akselerasi) pelaksanaan program, yaitu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau digitalisasi kegiatan dalam persiapan, pelaksanaan, evaluasi, publikasi sampai pada program tindak lanjut.

Prof. Mami Hajaroh memaparkan Research, Development, dan Diffusion merupakan pendekatan penelitian yang berkelanjutan dari penelitian dasar, penelitian pengembangan dan penelitian difusi yang merupakan serangkaian tahapan penelitian untuk mengoptimalkan manfaat penelitian dengan diseminasi-difusi.

"Juga kajian berbagai penelitian difusi yang telah banyak digunakan, maka penting untuk melakukan penelitian secara berkelanjutan dengan tahap Research, Development, dan Diffussion, sehingga bisa memastikan bahwa hasil riset telah memberikan manfaat bagi masyarakat," tutur dia.

Menurut Prof. Serafin Wisni Septiarti, aksesibilitas pendidikan berkualitas bagi semua menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan keterlibatan anak-anak marginal berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sampai saat ini menjadi prioritas pembangunan.

Pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan formal dan pendidikan nonformal mensyaratkan peran pendidik berperspektif multikultural, memberi kesempatan yang sama bagi peserta didik untuk berkembang sesuai dengan potensi.

Sedangkan Kus Eddy Sartono menjelaskan, pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan politik di mana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik.

Sehingga yang bersangkutan memiliki pengetahuan politik serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat, negara dan bangsa.

Prof. Wuri Wuryandani menyebutkan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mengemban amanah tidak hanya pada pencapaian hasil belajar secara kognitif, namun juga sikap dan keterampilan.

Pencapaian kompetensi aspek sikap tergambarkan dalam kompetensi inti berupa sikap spiritual dan sikap sosial.

Upaya mengembangkan pembelajaran PKn yang bermuatan nilai karakter dapat dilakukan guru dengan cara mendesain pembelajaran dengan sebaik mungkin, kreatif, dan inovatif agar dapat memberikan pengalaman belajar pada aspek sikap yang beragam kepada peserta didik," tegasnya.

Adapun Prof. I Ketut Sunarya dalam pemaparan orasi ilmiah guru besarnya, dia mengaku perlu memelihara dan melindungi kriya adhiluhung merupakan kewajiban, tapi membongkar dan menciptakan karya baru sebagai unggulan menjadi tugas generasi yang harus dilaksanakan bersama.

"Menciptakan karya yang baru tidak harus menghapus yang lama malah sebaliknya. Karena membangun gestal lama sebagai fondasi untuk melahirkan gestal baru, dan kreativitas memerlukan langkah berkelanjutan," sebut dia.

Sementara Prof. Antuni Wiyarsi menegasan, Socioscientific issues (SSI) dan kompetensi kejuruan menjadi salah satu masalah riil yang dapat digunakan untuk mendorong relevansi pendidikan kimia.

"Keduanya dapat digunakan sebagai konteks dalam pembelajaran kimia berbasis konteks yang mendasarkan pada paradigma konstruktivistik dan situated learning theory," jelas Prof. Antuni.

Yang terakhir Prof. Sri Harti Widyastuti menyampaikan, berdasarkan transformasi yang tampak pada teks-teks sastra Jawa Klasik, yakni karya sastra wulang dan primbon dapat dibedakan adanya transformasi eksplisit pada kata dan kalimat serta transformasi makna yang implisit.

Dalam transformasi tergambar adanya adaptasi sekaligus kreativitas penciptanya.

"Pada Serat Kidungan Purwajati transformasi terlihat melalui untaian kata dan kalimat, di mana konsep Islam diadaptasi secara utuh dalam teks Jawa dengan pemaknaan yang dikreasikan dengan kebudayaan setempat yaitu kebudayaan Jawa," tukas Prof. Sri Harti.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/12/31/161400071/uny-kukuhkan-8-guru-besar-baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke