KOMPAS.com - Sekelompok mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tergabung dalam Kelompok Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset-Eksakta (PKM-RE).
Kelompok tersebut membuat inovasi yakni mengolah logam tanah jarang (LTJ) Zirkon menjadi baterai lithium-ion.
Mereka adalah Putri Lestari, Rhiska Aria Berliani, dan Ridwan Assabila Al-Jannata dari program Studi (Prodi) S1 Fisika serta Erlangga Aria Pratama dari Prodi S1 Teknik Kimia dan Desy Vita Pratiwi dari Prodi S1 Kimia.
Menurut ketua tim, Putri Lestari mineral logam tanah jarang merupakan sumber daya yang jarang ditemui di Indonesia.
Belum dimanfaatkan maksimal
Salah satu mineral yang mengandung logam tanah jarang yaitu zirkon, tetapi pemanfaatannya masih kurang maksimal dalam bidang elektronika dan energi hijau, seperti anoda baterai lithium-ion.
Hal tersebut yang melatarbelakangi Putri Lestari dan tim di bawah bimbingan Dr. Eng. Hendri Widiyandari membuat inovasi tersebut.
"Baterai lihitum-ion yang kami buat menggunakan anoda bahan silika yang bersumber dari mineral logam tanah jarang zirkon," ujarnya dikutip dari laman UNS, Kamis (29/9/2022).
Ketersediaan zirkon sebagai mineral yang mengandung logam tanah jarang di alam mencapai 58 persen sehingga sangat disayangkan apabila belum banyak dimanfaatkan.
"Oleh karena itu, kami memanfaatkan zirkon sebagai sumber silika untuk anoda baterai lithium-ion," jelasnya.
Adapun baterai lithium-ion yang dihasilkan dari bahan alam ini akan mengoptimalkan pemanfaatan zirkon sebagai logam tanah jarang yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Selain itu juga dapat memberi solusi terhadap permintaan masyarakat terhadap baterai lithium-ion.
Terlebih, baterai ini memiliki performa lebih baik dan harga yang cukup terjangkau.
https://www.kompas.com/edu/read/2022/09/30/132824571/mahasiswa-uns-inovasi-logam-tanah-jarang-jadi-baterai-lithium-ion