Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akademisi UPH: Transfer Teknologi dari Tiongkok Belum Terasa untuk Indonesia

KOMPAS.com - Dosen Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi UPH, Dr. Johanes Herlijanto mengatakan, fenomena kedatangan TKA asal Tiongkok dapat ditelaah dalam konteks kajian migrasi baru asal negeri itu, yang mulai berlangsung sejak tahun 1980-an.

Gelombang migrasi baru tersebut, kata dia, berbeda dengan gelombang migrasi lama yang meninggalkan Tiongkok sejak sekitar abad ke 17 hingga awal abad ke 20.

Menurut dia, sebagian besar dari migran lama itu telah membentuk budaya yang sarat dengan kekhasan lokal.

"Khususnya dalam satu dasawarsa terakhir, para migran baru asal Tiongkok berdatangan ke Indonesia untuk bekerja dalam berbagai proyek industri, infrastruktur, dan pertambangan yang didanai dengan dana investasi Tiongkok," kata dia dalam keterangannya, Minggu (7/8/2022).

Yang menarik, sebut dia, TKA dari Tiongkok sebenarnya sudah mulai hadir di Indonesia sejak tahun 1990-an dan paruh kedua tahun 2000-an, meski tidak signifikan.

Yang juga menarik adalah persepsi publik di Indonesia pada waktu itu cenderung positif karena mereka dianggap memiliki etos kerja yang patut ditiru.

Namun sejak sekitar 7 tahun lalu, seiring dengan meningkatnya jumlah TKA asal Tiongkok tersebut, isu terkait TKA Tiongkok cenderung didominasi oleh persepsi negatif.

Dalam pandangan Johanes, selain disebabkan oleh dinamika politik internal, merebaknya persepsi negatif tersebut juga terkait dengan prilaku para TKA tersebut dan sikap Tiongkok sendiri.

Para TKA asal Tiongkok cenderung kurang memahami aturan main dalam masyarakat Indonesia dan kurang dibekali dengan sensitivitas budaya dari masyarakat lokal.

"Misalnya, beberapa dari mereka mengenakan pakaian yang mirip dengan seragam militer atau melakukan pekerjaan ilegal di wilayah terlarang, seperti yang terjadi di Pangkalan Angkatan Udara Halim beberapa waktu lalu," jelas pria yang juga menjadi pemerhati Tiongkok ini.

Selain itu, berdasarkan sebuah penelitian, didapati bahwa tak sedikit dari mereka yang datang dengan menggunakan izin masuk yang tak sesuai.

Bahkan terdapat pula kasus-kasus di mana migran dari Tiongkok itu datang tanpa visa yang pas dan merebut peluang bekerja dari warga lokal, salah satunya pada sektor pertambangan.

Pada sisi lain, transfer teknologi dari Tiongkok ke Indonesia masih belum terasa efeknya buat Indonesia.

"Padahal transfer teknologi ini keinginan dari pemerintah Indonesia yang sudah disetujui dan dijanjikan oleh Tiongkok," ungkap Ketua Forum Sinologi Indonesia (FSI) ini.

Munculnya isu-isu tersebut berdampak bagi upaya pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur yang menjadikan investasi dari Tiongkok sebagai salah satu dari sumber pendanaannya.

"Kebijakan itu sejatinya sudah pas dan diyakini berdampak positif bagi masyarakat Indonesia, tetapi dalam pelaksanaannya mendapat gangguan oleh munculnya isu-isu di atas," jelas Johanes.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/08/07/165428171/akademisi-uph-transfer-teknologi-dari-tiongkok-belum-terasa-untuk-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke