Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

TeDi, Aplikasi Penyandang Disabilitas Pertama di Indonesia dengan Fitur Lengkap Karya Mahasiswa

KOMPAS.com - Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2019, sebanyak 40 persen penyandang disabilitas memiliki lebih dari satu jenis disabilitas.

Inilah yang menjadi ide awal dibuatnya "TeDi: Teman Disabilitas", aplikasi all-in-one pertama di Indonesia yang mendukung beberapa jenis disabilitas.

TeDi menjadi aplikasi mobile pertama di Indonesia yang memiliki fitur lengkap untuk membantu tiga penyandang disabilitas, yaitu tunanetra, tunarungu, dan tunawicara.

Dibalik aplikasi ini, ada "tangan dingin" mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam tim lulusan terbaik program Bangkit Academy 2022 Kemendikbudristek.

Mereka adalah Najma dan Julio Fahcrel yang merupakan mahasiswa Program Studi Statistika Fakultas MIPA Unpad, Pratama Azmi Atmajaya (Universitas Telkom), Sang Bintang Putera Alam (Politeknik Negeri Jember), Gilang Martadinata (Universitas Presiden), dan Hazlan Muhammad Qodri (UPN Veteran Yogyakarta).

Tawarkan beragam fitur

Dikutip dari laman Unpad, Aplikasi TeDi menawarkan fitur “Bisindo: Bahasa Isyarat Indonesia Translator” untuk menerjemahkan bahasa isyarat, “Object Detection” untuk mendeteksi obyek sekitar, “Currency Detection” untuk mendeteksi mata uang, dan “Text Detection” untuk membaca sebuah teks.

Selain itu, TeDi akan menghadirkan fitur baru berupa deteksi braille, belajar bahasa isyarat, pertolongan keluarga, serta fitur untuk disabilitas lainnya.

Tim mahasiswa menyebut, fitur lengkap yang dimiliki TeDi saat ini akan terus dikembangkan. Ke depan, tim akan menambah fitur kosakata gerakan bahasa isyarat menjadi lebih banyak.

TeDi juga akan bekerja sama dengan kegiatan peduli disabilitas dalam rangka pengembangan aplikasi dan wadah untuk menyosialisasikan manfaat dari aplikasi tersebut.

“TeDi berharap dapat terus membantu orang-orang yang membutuhkan, khususnya penyandang disabilitas, agar dapat berkomunikasi dan melakukan kehidupan sehari-hari dengan lebih mudah,” kata Najma.

Ide pembuatan aplikasi TeDi berawal dari observasi tim dalam melihat kondisi inklusivitas di Indonesia.

Najma dan tim melihat berbagai permasalahan di Indonesia yang terjadi karena keterbatasan komunikasi dengan kelompok disabilitas serta masih adanya diskriminasi terhadap disabilitas.

Kendati secara global, pemerintah dan organisasi internasional telah mendukung penuh kemajuan dan hak penyandang disabilitas, Indonesia nyatanya masih jauh dari kesan inklusif.

Salah satunya adalah belum adanya aplikasi yang memiliki fitur lengkap untuk mendukung beberapa jenis penyandang disabilitas.

“Kebanyakan aplikasi mobile hanya menyediakan fitur untuk satu jenis disabilitas saja. Sedangkan menurut WHO tahun 2019, sebanyak 40% penyandang disabilitas memiliki lebih dari satu jenis disabilitas. Karena itu, muncul ide membuat aplikasi all-in-one pertama yang mendukung beberapa jenis disabilitas yaitu aplikasi TeDi: Teman Disabilitas,” kata Najma.

Proyek TeDi merupakan final capstone project yang diadakan Google Bangkit 2022.

Proyek ini berhasil mengungguli 15 proyek terbaik setelah bersaing dengan 437 proyek yang masuk. Atas keberhasilan ini, TeDi berhasil mendapatkan pendanaan dari Google dan Kemendikbudristek sebesar 10 ribu Dollar untuk melanjutkan pengembangan aplikasi.

Pembuatan aplikasi TeDi ini juga dibantu dan dibimbing sejumlah dosen Unpad, yaitu Dr. Toni Toharudin, M.Sc. selaku dosen pembimbing , Dr. Anindya Apriliyanti Pravitasari, S.Si., M.Si. sebagai Ketua inkubasi serta Rivani,S.IP., MM., DBA sebagai anggota inkubasi.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/08/05/105138971/tedi-aplikasi-penyandang-disabilitas-pertama-di-indonesia-dengan-fitur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke