Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Profesor Unair: Vaksin Merah Putih Dapat Menangkap Varian Baru

KOMPAS.com - Bekerja sama dengan berbagai pihak, vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) telah masuk dalam tahap uji klinis fase 3.

Dalam pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), agenda Kick Off Uji Klinis Fase 3 Vaksin Merah Putih Unair digelar secara online dan offline di Aula Fakultas Kedokteran Unair, Senin (27/06/2022).

Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Unair, Prof. Fedik Abdul Rantam mengatakan, agenda uji klinis fase 3 vaksin Merah Putih termasuk progres program dari pemerintah Indonesia yang melibatkan beberapa institusi.

Unair sendiri memiliki 3 varian platform, tapi yang diandalkan sebagai vaksin anak bangsa merupakan platform inactivated.

"Lewat sampel 59, kita mengisolasi virus Covid-19 pada saat itu terdapat 27 isolat, kemudian divalidasi menjadi 3 isolat yang bisa dikembangkan. Dari 3 isolat, kita lakukan uji berbagai macam, mulai dari stabilitas gen, imun genitasnya, dan pertumbuhan. Tinggal 1 yang kita peroleh dan dapat dikembangkan jadi vaksin," ujar Prof. Fedik seperti melansir laman Unair

Unair, lanjutnya, pertama kali mendapatkan isolated virus pada 2020.

Dari penemuan itu, penelitian terus berjalan sampai pada uji pre klinis.

Prof. Fedik berterima kasih atas bimbingan dari tim BPOM dalam pembuatan vaksin yang baik dan benar.

"Kami sudah bertekad untuk mengembangkan vaksin dan merealisasikan menjadi satu, dan ini berkat partner lainnya. Konsep dari pengembangan vaksin ini triple helix menjadi pentahelix, karena melibatkan media massa dan sosial," ujar Guru Besar Virologi dan Imunologi Unair ini.

Kemampuan vaksin Merah Putih

Prof. Fedik menambahkan, perkembangan Covid-19 dari varian Delta, Omicron, ataupun varian baru lainnya naik turun sampai sekarang.

Meski demikian, dia menegaskan, berdasarkan dari banyak pengujian, vaksin Merah Putih memiliki kemampuan menangkap varian virus yang baru.

Artinya, dapat menetralisir infeksi bahkan mutasi lainnya.

Namun, vaksin tidak bisa diukur dengan titer antibodi, melainkan pada kemampuan netralisasi.

"Titer antibodi relatif tergantung individu, tetapi yang paling penting merupakan netralisasi. Memory cell tentu sebanding dengan titer antibodi. Ketika antibodi turun, berarti memorynya rendah dan sebaliknya, memory itu bisa diperbanyak saat melakukan booster atau suntikan kedua," tukas dia.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/06/28/074319871/profesor-unair-vaksin-merah-putih-dapat-menangkap-varian-baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke