Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Guru Betty, Raih Penghargaan Internasional karena Empati Tinggi

KOMPAS.com - Satu cerita inspiratif kembali datang dari guru Indonesia yang berdedikasi untuk anak-anak didiknya.

Betty Anggraeni, pendidik program Social Studies untuk kelas 8 di SMP Cikal Amri Setu berhasil meraih penghargaan International CARE Award sebagai pendidik yang memiliki empati tinggi dalam menghadirkan proses pembelajaran bermakna dengan segala tantangannya di masa pandemi.

CARE Award sendiri, dilansir dari website resmi, merupakan sebuah penghargaan bagi para guru di dunia yang membuat langkah pembelajaran yang unik dan berbeda di sekolah maupun komunitas selama pandemi dengan 4 karakteristik, yakni Curious, Adaptable, Resilient, and Empathetic).

Penghargaan ini diinisiasi oleh salah satu platform belajar-mengajar internasional bagi para guru seluruh dunia yang berpusat di Hongkong.

Pentingnya menjadi guru yang berempati pada murid

Sebagai guru yang telah berdedikasi lebih dari 10 tahun di dunia pendidikan, Betty menyatakan bahwa dunia pendidikan semestinya menjadi dunia yang menyenangkan.

“Saya jatuh cinta di dunia pendidikan karena saya dapat melihat langsung proses menjalankan pembelajaran yang menyenangkan, belajar dari mana saja, baik dari alam dan lingkungan sekitar. Keseruan menjadi guru adalah karena kita berperan dalam kehidupan seorang anak,” tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Kesenangan mengajar membuat Betty menjadi guru yang tidak pernah bosan untuk terus belajar dari berbagai kegiatan workshop, konferensi, dan pelatihan lainnya untuk mengembangkan dan mengasah kompetensinya.

“Di tempat saya mengajar, masing -masing dari kita, pendidik atau guru bisa terus belajar, kalau ada sebutan lifelong learner tentang Cikal, it’s not just a word, it's actually in action, it’s real life situation karena kami sebagai guru masih belajar terus menerus belajar agar bisa berkembang bersama-sama murid,” ucapnya.

Terpilih menjadi guru dengan empati, Betty menjelaskan bahwa alangkah baiknya kalau empati tinggi ada dalam diri setiap guru Indonesia.

“Empati bagi saya paling penting, karena dari sana kita sebagai guru belajar untuk mengetahui dan memahami proses belajar yang kita berikan untuk apa terhadap murid, dan bagaimana memberikan pembelajaran sesuai karakter murid masing-masing, menyesuaikan kebutuhan murid untuk pengembangan dirinya. Apabila anak belajar sesuai minat dan bakat, maka di sinilah proses empati berperan, kita sebagai guru atau fasilitator bisa dukung,” jelasnya.

Di akhir perbincangan, Betty memberikan semangat kepada para guru di Indonesia untuk tetap semangat, tetap belajar dan berkontribusi untuk komunitas, bangsa dan negara.

Satu-satunya guru yang mewakili Indonesia

Betty menceritakan awal mula proses ia terpilih menjadi salah satu nominasi guru dengan empati tinggi di CARE Award.

Semua bermula dari keikutsertaannya mengikuti sebuah workshop guru internasional yang dilaksanakan oleh platform pembelajaran dan pengajaran internasional bagi para guru seluruh dunia yang berpusat di Hongkong.

“Awalnya itu saya mengikuti workshop bagi guru yang diinformasikan oleh pustakawan Sekolah Cikal Amri Setu, ada banyak bentuk workshop dari berbagai organizers, salah satunya Be Something Different Education bagi para guru untuk pembelajaran digital,” ucap Betty.

Di momen mengikuti workshop pembelajaran digital tersebut, Betty diinformasikan bahwa terdapat sebuah penghargaan yang dihadirkan bagi para guru di seluruh dunia.

Betty mengatakan, bagi guru yang ingin mengikuti kesempatan ini dapat mengisi sebuah asesmen pertanyaan yang terkait dengan pembelajaran di masa pandemi.

“Saya diharapkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai cara mengajar masa pandemi, kontribusi, dan cara membangun engagement antara guru dan murid, tantangan dan kesulitan yang dihadapi eperti apa. Saya pun menceritakan kesulitan dan tantangan. Lalu, usaha kami guru dan murid dalam belajar dan berkembang di masa pandemi,” tambahnya.

Sempat lupa dengan proses pengisian asesmen yang berisi cerita perjuangan dan proses pengajarannya saat workshop, Betty pun terkejut ketika dihubungi oleh pihak platform pembelajaran internasional tersebut dan mengatakan bahwa ia terpilih menjadi salah satu nominasi guru dengan empati.

“Sejujurnya, setelah saya selesai mengisi asesmen itu saat workshop, saya pun fokus ke hal lainnya. Pada bulan April sebelum lebaran, saya pun mendapat email resmi dari BSD Edu menyatakan bahwa saya lolos kategori empathy untuk Care Award 2022,” ucapnya.

Di dalam website platform tersebut sendiri, ternyata hanya Betty satu-satunya guru yang mewakili Indonesia dari 15 guru terpilih di 4 kategori nominasi yang dihadirkan.

Di dalam kategori Empati terdapat 4 guru terpilih dari Bloomfield High School, New Jersey, USA, Sekolah Cikal Amri Setu, Elementary Institute of Science, USA, dan Nord Anglia International School of Hong Kong.

Merasa bersyukur dan tak percaya, ia pun membagikan kabar ini ke rekan-rekan guru lainnya. Kabar itu pun apresiasi dan dukungan yang besar dari Sekolah, Murid, Para orang tua murid hingga keluarga Betty.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/05/31/171228771/kisah-guru-betty-raih-penghargaan-internasional-karena-empati-tinggi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke