Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hasil Studi, Orangtua Milenial Lebih Suka Anak Belajar Soft Skill

KOMPAS.com - Pandangan orangtua akan materi belajar anak, kini semakin bergeser. Jika dulu, anak baru bisa dikatakan belajar apabila materi belajarnya bersifat akademis.

Misalnya, belajar sains, matematika, kimia, atau materi lain yang bersifat akademis. Namun di tangan para orangtua milenial, semua itu berubah.

Dari studi HP New Asian Learning Experience 2021 yang dilakukan di lima kota besar di Indonesia, menunjukkan bahwa orangtua milenial tidak lagi memaksa anak wajib belajar ilmu akademis.

Melainkan menekankan pentingnya soft-skill bagi anak-anak demi masa depan mereka sendiri. 

Studi ini dilakukan September 2021 dengan menyasar 500 orangtua milenial Indonesia berusia 25 hingga 42 tahun yang memiliki anak minimal satu dan berusia di bawah 12 tahun.

Menurut hasil survei, ada 94 persen orangtua lebih suka anak mereka belajar cara berpikir kreatif dan 92 persen orangtua memilih anak-anak harus bisa memecahkan masalah yang ada.

Kemudian, sebanyak 92 persen orang tua memilih kemampuan beradaptasi sebagai skill yang harus dimiliki anak-anak.

Temuan ini, menujukkan orangtua zaman sekarang sudah berbeda jauh dengan orangtua zaman dulu. Kini, anak tak melulu harus pintar secara akademis.

Menurut Fiona Lee, Managing Director, HP Indonesia, orangtua milenial merasa mereka bertanggung jawab untuk memastikan anak cerdas dan berwawasan luas untuk masa depan.

"Melalui studi ini, kami mengetahui bahwa orang tua milenial di Indonesia menginginkan anaknya menerima pendidikan yang komprehensif untuk menjamin masa depan mereka," ujar Fiona Lee.

Ia mengatakan orangtua memahami bahwa pendidikan tidak hanya terbatas pada bidang akademis, tetapi juga meliputi keterampilan yang membentuk pola pikir mereka.

"Orangtua meyakini, semua hal ini dapat menyiapkan anak mereka untuk tempat kerja masa depan," tambah Fiona.

Selain itu, kini banyak sekali orangtua mulai mengenalkan teknologi untuk media belajar anak-anak. Hal itu dibuktikan dari 87 persen orangtua yang merasa nyaman menggunakan lebih banyak teknologi untuk anak-anak belajar.

Mereka juga merasa sekolah perlu memanfaatkan teknologi dengan lebih baik untuk mengembangkan keterampilan masa depan anak-anak mereka.

Sementara, ada 82 persen orangtua lebih menyukai pembelajaran taktil atau hands-on, lalu 75 persen lainnya percaya materi cetak juga dapat merangsang atau meningkatkan kreativitas. Masih banyak orangtua percaya anak juga bisa mengingat informasi lebih baik ketika belajar dari materi cetak.

Termasuk passion, orangtua milenial tidak lagi memaksa anak harus tunduk dengan passion pilihan orangtua.

Anak bebas menentukan passion mereka. Dari hasil survei saja, 71 persen orangtua yakin anak mereka dapat mengejar passion-nya sendiri ketika dewasa.

Selain passion, orangtua milenial sadar akan masalah mental dan kemampuan interpersonal anak juga harus diutamakan.

81 persen orangtua, percaya emosional sebagai hal yang terpenting dan 93 persen lainnya merasa keterampilan interpersonal, sebagai keterampilan yang paling berharga untuk ditanamkan pada anak-anak saat mereka tumbuh dewasa.

Sebanyak 7 dari 10 orangtua di Indonesia mengerti tentang perlunya menjamin masa depan anak terhadap zaman yang terus berubah.

Sehingga, banyak orangtua milenial ingin sekolah lebih berfokus pada pengembangan keterampilan interpersonal anak dan menciptakan pembelajaran secara blended learning.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/02/12/075616771/hasil-studi-orangtua-milenial-lebih-suka-anak-belajar-soft-skill

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke