Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Urgensi Kurikulum Prototipe 2022

Oleh: Dwi Nanda AR | Guru SMPN 27 Tanjab Timur, Jambi

KOMPAS.com - Pendidikan merupakan salah satu pondasi bagi suatu negara dengan pendidikan berkualitas akan membawa negara berkualitas juga. Amanat UUD 1945 pasal  tiga ayat satu menyebutkan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

Merdeka Belajar istilah yang sedang digaungkan pemerintah melalui Kemendikbud Ristek. Dengan adanya konsep Merdeka Belajar menurut penulis salah satu urgensi lahirnya Kurikulum Prototipe.

Hasil evaluasi Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek menguatkan uregensi dalam merancang Kurikulum Prototipe.

Kondisi pandemi mendorong perlu adanya pemulihan learning loss (kehilangan pembelajaran) semakin menambah daftar pentingnya penerapan Kurikulum Protipe.

Kepala BSKAP menjelaskan dalam laman kemendikbud.go.id bahwa Kurikulum Prototipe bertujuan untuk memberi ruang lebih luas bagi pengembangan karakter dan kompetensi dasar siswa, seperti literasi dan numerasi.

Maka dari itu penulis berpendapat perlunya sinergi Kurikulum Prototipe dengan Merdeka Belajar.

Merdeka Belajar bagi guru diberi keleluasaan mengelola pembelajaran bagi siswa. Bagi siswa juga diberi keleluasaan dalam penguasaan materi yang diberikan guru.

Kurikulum Prototipe menawarkan keleluasaan pada siswa memilih jalan hidup dengan contoh: siswa kelas 11 dan 12 akan boleh meramu sendiri kombinasi mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya.

Namun, masih ada pelajaran wajib yang harus diikuti: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Seni Musik, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, dan Sejarah.

Dalam rangka menyambut Kurikulum Prototipe perlu langkah nyata yang dipersiapkan dimulai dari Pemerintah Pusat melalui Kemendikbud Ristek, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan, hingga ujung tombaknya pada guru selaku pelaksana rancangan kurikulum yang masih prototipe, sesuai dengan namanya.

Guru dan siswa sebagai “pengguna” Kurikulum Prototipe perlu memahami dulu konsep Merdeka Belajar, karena masih banyak di lapangan ditemui dimulai dari guru yang belum memahami konsep Merdeka Belajar.

Masih adanya “kotak-kotak belajar” belum out the box dalam mengembangkan pembelajaran yang merdeka belajar baik pada siswa dan guru.

Dengan adanya pemahaman konsep tersebut, penulis berkeyakinan orang tua siswa akan mendukung sepenuhnya.

Guru, siswa, dan orangtua siswa harus berkolaborasi dalam menyongsong keberhasilan Kurikulum Prototipe.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/01/06/121411271/urgensi-kurikulum-prototipe-2022

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke