Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pakar Unair Jelaskan Fenomena "Natal Teeth", Ini Risikonya pada Bayi

KOMPAS.com - Gigi pada bayi umumnya mulai tumbuh saat berusia 6 hingga 9 bulan. Tapi ada juga gigi pada bayi mulai tumbuh saat berusia 3 hingga 4 bulan.

Tapi tahukah kamu bahwa ada juga fenomena bayi yang sudah memiliki gigi sejak lahir. Fenomena ini di dunia kedokteran biasa disebut natal teeth. Bahkan natal teeth ini termasuk kejadian yang sangat jarang terjadi lho.

Fenomena tersebut mungkin hanya terjadi pada satu bayi dari 2.000 hingga 3.000 bayi baru lahir.

Pakar Kesehatan Gigi Anak Universitas Airlangga (Unair) Mega Moeharyono Puteri menerangkan, penyebab dari natal teeth masih belum jelas hingga saat ini dan bukan merupakan faktor keturunan.

Gigi susu yang belum tumbuh sempurna

Menurut Mega, gigi tersebut kemungkinan merupakan gigi tambahan (supernumerary teeth) atau gigi susu yang belum tumbuh sempurna.

Perbedaan keduanya dapat diketahui dengan melakukan foto rontgen pada bayi. Namun, kebutuhan foto rontgen dalam kasus ini memiliki keuntungan yang lebih sedikit daripada kerugiannya.

"Benih gigi susu sudah mulai terbentuk sejak bayi masih di dalam kandungan. Gigi susu ini seharusnya tumbuh perlahan dari gusi sejak bayi berusia 6 bulan," terang Mega seperti dikutip dari laman Unair, Rabu (1/12/2021).

Ketika gigi ini keluar saat bayi lahir, lanjut Mega, pertumbuhannya belum sempurna. Biasanya hanya ada mahkota gigi saja dan tanpa akar. Gigi yang keluar saat bayi baru lahir ini biasanya merupakan gigi seri, baik atas maupun bawah.

Mega mengungkapkan, keberadaan natal teeth ini akan membuat gusi bayi yang merupakan lawan dari gigi mudah terluka. Selain itu, gigi yang goyang juga akan mudah terlepas. Sehingga berpotensi membuat bayi tersedak dan gigi tertelan.

"Untuk menghindari hal tersebut perlu dilakukan pencabutan pada gigi yang tumbuh saat bayi baru lahir," ungkap Mega.

Tindakan cabut gigi harus konfirmasi orangtua bayi

Tindakan tersebut tentunya perlu mengonfirmasi terlebih dahulu pada orangtua. Sebab, jika gigi itu merupakan gigi susu, maka gigi susu anak tidak akan tumbuh kembali. Jika yang tumbuh merupakan gigi tambahan, maka gigi susu akan tetap tumbuh asalkan benih gigi susunya ada.

Mega menambahkan, jika gigi tersebut merupakan gigi seri susu, susunan gigi pada anak akan terganggu. Hal ini dikarenakan gigi lain akan condong bergerak pada daerah yang kosong.

Susunan gigi yang tidak sesuai akan membuat pembersihan gigi cukup sulit dan membutuhkan usaha lebih. Gigi seri yang hilang akan menyebabkan anak kesulitan untuk mengucapkan beberapa huruf contohnya pada huruf 'T'.

Mega menekankan, gigi susu tersebut juga dapat digantikan dengan gigi buatan jika si anak sudah sedikit besar.

"Gigi dewasa pun akan tetap tumbuh meski gigi susu dicabut saat lahir. Paling penting adalah mulai bersihkan rongga mulut bayi, meskipun bayi belum memiliki gigi. Gunakan waslap atau kasa untuk membersihkan rongga mulut bayi setelah meminum ASI. Agar Indonesia terbebas dari gigi berlubang tahun 2030 nanti," pungkas Mega.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/12/01/161200971/pakar-unair-jelaskan-fenomena-natal-teeth-ini-risikonya-pada-bayi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke